Sabtu, 5 November 2011

Bergabung Bersama Khalifah - Thufail Al Ghifari


Bergabung Bersama Khalifah - Thufail Al Ghifari

Kalkulasikanlah kenyataan ini
Autobiografi senario demokrasi
Rumusan koleksi sejarah laut mati
Hingga pembantaian fakta dibingkai nuansa pagi
Sebusuk ceramah pengkafiran
Kasus misteri pesantren al-zaytun

Buahkan sandi perjuangan palsu
Persis dengan senyawa
Omong kosong janin lemkari

Membabat prasangka ortodok syiria
Yg membuat Plato mendomonasi al quran di konsili nicea
Cerminan argumentasi mutakhir
Pembodohan reikarnasi saulus

Lupakanlah ruh para mujahid
Ketika yaser Arafat adalah syahid
Dan syeikh Ahmad Yasin menjadi terorist
Mungkin itu yg membuat butiran
Peluru di tubuh Hasan al Banna terlupakan
Dan Gamal Abdul Naser
Berhak menjadi sejarah sandiwara smack down


Maka kami takkan berakhir
Meski telah hitam warna angin dan air

Walau tubuh terkoyak bersama seribu martir
Walau harus terlemparkan tuk kesekian kali lagi
Belasan luka memar darah mengalir
Dari hidung kepala serdadu kuffar

Mata hati membuta
Gelora perjalanan menunggu waktu hempaskan neraka
Lalu kembali pada tangan mungil para pemberani
Untuk sekali lagi dilentingkan ketapel kayu

Karena kami adalah peluru yg lahir dari tonggak bumi
Hidup untuk menjadi saksi
Melintas sejarah para pemegang risalah

Hingga tiba satu episod lain Saat tanah ini makin merana
Karena kami adalah doa dari batu pembakar mimpi
Setia memegang kaabah sabar mengiringi mentari senja
Menemani kepalan tangan para jundi kecil
Yang melintasi teriknya matahari

Dari tanah yg diberkati Penjaga tauhid
Pada nilai keagungan tertinggi

Untuk keyakinan kami yg luluh
Lantahkan semua peradaban dunia

Penyiraman taman2 keluhuran/ Penghias syurga2 kepahlawanan

Tanyakanlah tentang kami
Pada rumah2 negeri syam dan taman2nya
Pada negeri iraq dan pedesaanya Andalusia dan gedung2nya
Keemasan negeri mesir dan lembah2 nya
Pada jazirah Arabia dan padang saharanya
Tanyakan tentang kami pada dunia & penghuninya
Pada padang2 Afrika hingga tanah2 subur negeri ajam
Padepokan2 negeri parsi hingga lereng2 kaukasus

Pada kegersangan kongo & sepanjang sungai loire
Hingga lembah2 sungai Danube

Pada setiap jengkal tanah dibumi
Disetiap pemukiman dikolong langit ini
Pada mereka semua terakam
Berita tentang kepahlawanan kami

Pengorbanan jasa2 kami
kebanggaan dan peninggalan2 kami

Ilmu pengetahuan & keindahan seni kami

Pernahkah kalian kenal dunia
Yg mulia & lebih terhormat

Yg lembut & lebih berkasih sayang
Yg lebih agung & lebih dahsyat

Lebih unggul & lebih cerdas… daripada kami
Disaat bumi tersesat dlm gelapnya abu lahab
Kami tegakkan timbangan keadilan
diantara angkuhnya tongkat2 abu jahal


Kami bangun gedung ilmu pengetahuan
Disaat orang mencampakkan ilmu dari rumah mereka
Kami deklarasikan persamaan
Disaat manusia menyembah para raja & tuhankan kebohongan
Kami hidupkan hati manusia dgn iman
Kami hidupkan akal manusia dgn pengetahuan
Kami hidupkan umat manusia dgn kebebasan & peradaban

Kami bangun kota kuffah basrah cairo & baghdad
Kami bangun peradaban syam iraq, mesir & Andalusia
Kami dirikan baitul hikmah madrasah nizhamiyah
Universitas cordova hingga universitas al azhar
Kami bangun & makmurkan masjid al umawi
Kubah al sahra , sirra,man ra’a , al Zahra Al hambra , sultan ahmad & taj mahal

Maka terhiburlah setiap insan yg mengunjunginya
Kami telah mengajar pada penduduk bumi
Tentang erti hidup yang sebenarnya

Kami lah guru mereka kami orang islam...& kami bukan terorist

Download
Mp3

Khamis, 3 November 2011

Muslim For Life - Soldier Of Allah



Muslim For Life - Soldier Of Allah
Now
If we don't change society
Then we are part of the cause
on the Day of Judgment
We are going to stand
in front of Allah
There will be no excuses
For being useless

Without Islam in our lives
Our lives are fruitless
Leaving behind
all things
taking nothing
but our deeds
On the last day it will be
too late to repent
We will be accountable

For every minute &
cent that we spent
Islamicly intact
My brothers got my back
Shaitan can't attack
because were always in a pack

M-U-S-L-I-M
MUSLIM 4 LIFE
& WE WILL NEVER GIVE IN
WE STAND UP AND SPEAK OUT
AGAINST THOSE WHO OPPRESS
WE TAKE ISLAM &
WE TAKE NO LESS

Prophet showed us
how to be a statesman
a father, a leader
Amir of jihad
a husband, a judge
and a friend

A messenger
that Allah has send
that's the example
that we content
He cultured
The Sahabas personalities
Built Islamic mentalities
gave them the bigger scope


to spread Islam
All over the globe
they say your too young
to change this world
to young to understand
Look at Ali (RA)
At 8 he was mature
like a man
Carrying this
message of Islam

Kalid Ibn-Waleed
Conquering land
Liberating kufar
to Islam
Abu Bakr
politically sharp
was side by side
with the Prophet
from the start

We are the youth
Let us Bring Islam Back
We did it in the past
So let us do it again

M-U-S-L-I-M
MUSLIM 4 LIFE
& WE WILL NEVER GIVE IN
WE STAND UP AND SPEAK OUT
AGAINST THOSE WHO OPPRESS
WE TAKE ISLAM &
WE TAKE NO LESS

Carrying Islam
is like carrying a hot coal
pure pressure surrounds us
but we won't fold
when time become tough
remember Jannah

it was difficult
even for the Sahabas
No success
without struggle
Keep our best friends Muslim
So we're always out of trouble
checking our ideas
the way we think


based on Islam
Because Islam is our Deen
Bonded by our ideas
Islamically connected
Days of jahillah
Alhamdulillah we left it
Islamic as a yardstick
That we measure
Only for Allah
And to gain HIS pleasure

M-U-S-L-I-M
MUSLIM 4 LIFE
& WE WILL NEVER GIVE IN
WE STAND UP AND SPEAK OUT
AGAINST THOSE WHO OPPRESS
WE TAKE ISLAM &
WE TAKE NO LESS

Much props to my sisters
Carrying this Deen
& to my brothers
With the same mean
We will never idolize
It's no surprise
The youth realize
Jannah is the only prize

Standing together
Kafirs worst nightmare
Muslim united
And not scared
Following only Qur'an
& and the Sunnah
an Ummah
who loves Allah
More than this dunnyah

M-U-S-L-I-M
MUSLIM 4 LIFE
& WE WILL NEVER GIVE IN
WE STAND UP AND SPEAK OUT
AGAINST THOSE WHO OPPRESS
WE TAKE ISLAM &
WE TAKE NO LESS

Download
Mp3

Selasa, 25 Oktober 2011

sejarah Pengorbanan


Sejarah Pengorbanan - Hijjaz

Haji Mengingatkan
Kita sejarah Pengorbanan
Pengorbanan yang ikhlas
Agung lagi suci

Kerana Allah Nabi Ibrahim
Sembelih anaknya
Nabi Ismail
kerana Allah
Nyawa tebusannya


Sejarah berkata lagi
Tentang pengorbanan itu
Siti Hajar kerana Allah
Taatkan suami tinggal sendiri

Tinggal di Tanah Haram
Suami datang setahun sekali
Di tanah kering kontang
Hanya tawakkal kepada Ilahi

Tatkala Nabi Ismail
Lahir teruji lagi
Air susunya telahpun kering
Sama sekali

Siti Hajar mencari air

Ke hujung ke pangkal
Berlari lari dari
Safa ke Marwah beberapa kali

Aduh hatinya cemas
Anak kecilnya tiada rezeki
Tapi hatinya teguh
Kepada Allah yakin sekali

Di dalam mencari cari
Terpancar air dari bumi
Berkat dari tendangan kaki
Anaknya bakal nabi

Diapun mengumpul air
Sambil bersyukur

Dengan menyebut
Zam zam zam zam


Itulah dia air zam zam

Yang kekal hingga ke hari ini
Mukjizat seorang nabi
Berkat isterinya


Sudahkah kita mengambil
Pengajaran dari cerita ini
Cintakan Allah menegakkan agamanya
Wajib berkorban

Taat, sabar dan tawakkal

Jadikan pakaian
Cintakan Allah
Pengorbananlah sebagai bukti

Download
Mp3

Isnin, 26 September 2011

Pengaduan Pada Tuhan - Puteri Muslimah



Pengaduan Pada Tuhan - Puteri Muslimah

Tuhan Kau telah memberitahu kami
Tentang peristiwa akhir zaman

Peristiwa di zaman kami ini

Melalui lidah NabiMu


Di zaman ini ikhtilaf banyak terjadi

Firqah sesat tujuh puluh dua banyaknya
AlQuran dijadikan barangan dagangan
Isinya sudah tidak dihiraukan

Tuhan kekasihMu memberitahu

Dunia dijadikan barang yang diburu

Muslimin diseksa dan dihina
Oleh tangan-tangan kafir durjana


Tuhan NabiMu terus bermadah

Ilmu Akhirat ditinggalkan orang

Ilmu dunia dijadikan rebutan
Perempuan-perempuan dijadikan hiasan


Rumah-rumah syaitan penuh riang

Rumah-rumah Tuhan kosong dan lengang

Tuhan yang paling menakutkan

NabiMu pernah bersabda


Di akhir zaman yang paling jahat

'Ulama yang memandang dunia
Tabi'atnya busuk bak bau bangkai

Siapa tercium kan mati jiwanya


Tuhan NabiMu menyambung lagi

Terhadap peristiwa akhir zaman

Perempuan hilang malunya

Anak tidak hormati ibu bapa


Bahkan keduanya dijadikan kuli

Atau sudah tidak dipeduli

Tuhan penutup kata kami ceritakan

Dari lidah Nabi kekasihMu

Rezeki yang halal susah dicari

Ibarat mencari berlian berharga


Tuhan kekasihMu menjanjikan

Kedatangan mujaddid baru
Muslimin nasibnya akan terbela

Rumah-rumah Tuhan penuh riang


Rumah-rumah syaitan akan musnah

Perempuan-perempuan akan dilindungi

Anak-anak soleh dan solehah
Kebenaran kan pasti terbukti


Download
Mp3

Sabtu, 17 September 2011

Wahai Kaum Muslimin - Nadamurni


Wahai Kaum Muslimin - Nadamurni

*Wahai kaum muslimin
Mari kita berjihad
Fisabilillah Fisabilillah
Menegak kalimah Allah
Mengumpulkan tenaga
Bersatu menegak jemaah
Bermottokan iman
Berjuang bersama - sama
Menuju kematlamatnya

Ulang *

Perjuangan tidak dapat elak dari ujian 2x
Sunnatullah yang pasti datang 2x
Tapi itu asam garam perjuangan
Agar Allah sentiasa di dalam ingatan 2x

Ulang *

Wahai kaum muslimin
Jangan takut dan gentar
Menegakkan yang haq
Membanteras yang salah

Wahai kaum muslimin
Jangan tunggu - tunggu lagi
Mari susun barisan
Membenteras kemungkaran 2x

Ulang *

Ayuh mari bersama berganding bahu 2x
Dengan semangat waja bertindak segera 2x


Ayuh jangan tunggu - tunggu lagi
Masa tidak akan menunggu kita
Menegakkan maruah agama
Melaksanakan suruhanNya

Download
Mp3

Jumaat, 9 September 2011

Jutawan Mulia Abdul Rahman


Abdul Rahman Bin Auf adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang akrab. Beliau juga adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang terkaya sebagaimana juga halnya dengan Saiyidina Uthman Bin Affan r.a. Menurut ahli sejarah, Abdul Rahman Bin Auf dilahirkan 10 tahun sesudah tahun gajah dan beliau hidup sebagai seorang pemuda Quraisy dikota Mekah yang ketika itu penuh dengan bermacam-macam kemaksiatan jahiliah berupa penyembahan berhala maupun kejahatan-kejahatan lainnya. Namun demikian Abdul Rahman terhindar dan bermacam-macam kejahatan yang berleluasa ketika itu. Bahkan sebelum memeluk agama Islam lagi, Abdul Rahman Bin Auf telah mempunyai anggapan bahawa minuman arak itu adalah terlarang. Baca lagi klik sini

Download
mp3

Khamis, 18 Ogos 2011

Lau Kana Bainana Habib




Lau Kana Bainana Habib
لو كان بيننا الحبيب
لدنا القاصي والقريب
من طيبة قبل المغيب
طالباً قرب الحبيب

بقربه النفس تطيب
وتدعوا الله فيجيب
أنوار طه لا تغيب
بلغنا لقاه يا مجيب

فدتك روحي يا حبيب
محمد مكرم الغريب
بقربك الروح تطيب
يا رحمة للعالمين

meanings:
If the beloved (s.a.w.) were among us
Those from far & near will come to him (s.a.w.)
Hoping to see the sun of goodness before it sets
Desiring to be near to Him (s.a.w.)

In this company the soul feels great
On that moment If it prays to Allah, Allah will surely answer
The light of Taha (s.a.w.) will not cease to exist

Oh Ya who answers prayer please fulfill our hope to meet him (s.a.w.)
I am willing to sacrifice my life for you
Oh beloved (s.a.w.)
Muhammad s.a.w. honor of strangers
In your company the soul feels great
Oh mercy to all the worlds (s.a.w)

credit to http://ilhamnadiah.blogspot.com

Download
Ringtone

Isnin, 1 Ogos 2011

Maafkanlah - Rabbani



Ringankah beban yang ditanggunginya
Beri saja peluang untuk menebus kesalahannya yang lalu
Beratkah apa saja yang ku pinta
Lupakan apa terjadi pasti kau tak akan kesali

Air yang jernih itu kan juga keruh
Akhirnya jika ia dicampur walau sedikit lumpur
Kan begitu jua hati manusia
Jika riak bertahta walau sekecil zarah
Tak bermakna....

Jalinkan persahabatan bersih
Buang sifat membenci diri
Jangan kau iri hati
Dengan temanmu

Akui segala kesilapan
Amalkan kejujuran ia tak merugikan

Air yang jernih itu kan juga keruh
Akhirnya jika ia dicampur walau sedikit lumpur
Kan begitu jua hati manusia
Jika riak bertakhta walau sekecil zarah
Tak bermakna...

Oh insan maafkanlah
Kesalahan teman seperjuanganmu
Selama telah pergi kasihani dia yang terseksa
Oh insan maafkanlah andai tersalah tutur bicara
Oh insan renungilah ada ganjaran yang menunggu kita
Tika di syurga...........

Download
Mp3

Ahad, 31 Julai 2011

Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan - Nadamurni



Ahlan wa sahlan marhaban
Ahlan wa sahlan Ya ramadhan

Ramadhan menjelang lagi
Membawa rahmat dan maghfirah
Sambutlah ketibaannya
Dengan penuh tanggungjawab
Dengan penuh keinsafan
Dan siap siaga

Rahmat dan maghfirah
Yang mencurah curah ini
Bukan rahmat dan maghfirah
Seperti bulan bulan biasa
Ia datang setahun sekali
Bagi mukmin yang berpuasa
Bagi mukmin yang bertaqwa

Di dalamnya pertemuan hikmah al quran
Dengan mujahadah nafsu dan syaitan
Anugerah Allah... Lailatul qadar
Kebajikan yang dibuat pahala diganda

Sambutlah ramadhan dengan jiwa terbuka
Seperti ketibaan orang yang kita cinta
Dengan ucapan ahlan wa sahlan
Rarhaban ya ramadhan
Hati gembira pintu terbuka
Rahmat Allah yang maha besar


Download
Mp3

Rabu, 25 Mei 2011

Zinnirah - UNIC



Zinnirah - UNIC
Hadirmu bersama kuntum senyuman
Walau dirimu hamba tawanan
Kau jadi impian firdausi
Kau jadi pingitan hiasan duniawi
Walau tak pernah melihatmu
Zinnirah

Matamu jadi taruhan
Gantian lara nilaian iman
Ayuh bersama kita susuri
Perjalanan derita ini
Terlindung sudah indahnya maya
Mata hatimu tetap menyala

C/O :
Oh Zinnirah
Kau umpama bintang di malam hari
Menerangi alam dan ditemani cahaya purnama
Selaut kasih kau dambakan untuk Ilahi
Tiada sempadan dan tiada bertepi

Oh Zinnirah
Kau serikandi sunyi bersendiri
Di medan ngeri dan bersuara sepenuh berani
Kasih suci yang kau hulurkan untuk Ilahi
Menagih korban kasih abadi

Hadirmu bersama senyuman
Walau diri hamba tawanan
Kau jadi pedoman

Zinnirah kau gadis pilihan
Hiasan dunia
Penyeri di firdausi


Download
Mp3

Baca lebih lanjut lagi Kisah Zinnirah

Sabtu, 14 Mei 2011

Pantun Aurat



Pantun AURAT
Baju nipis nampak bayang
Peha gebu saja ditayang
Lebih baik tak pakai baju senang
Dah tentu boleh tunjuk terang-terang

Baju ketat seluar sendat
Pakai tudung just ikat-ikat
Dari mula memang bukan adat
Disudut agama pun gaya tak berkat

Tudung jarang baju nipis
Pakai sikit boleh nampak ‘garis’
Mata orang terbeliak, kita membengis
Bila kena kutuk, kenapa menangis

Apa rasanya, kepala bertudung, kain terbelah
Kalau takat rambut orang kurang ghairah
Lain kalau peha gebu atau ternampak lurah
Mata yang memandang boleh keluar darah

Kebaya ketat, kain terbelah
Ikat tudung macam tak sudah
Nak ikut suruhan agama memang tak mudah
Tapi Islam sebenarnya indah

Dah kalau mula minat nak bertudung
Cubalah sesuaikan apa yang disarung
Kalau masih rasa jiwa tu ‘mendung’
Maknanya nafsu tu belum dapat dibendung

Bertudung itu bukan satu paksaan
Ianya lebih kepada keinsafan
Selalunya nafsu masih dikuasai syaitan
Itu la pasal fesyen pun yang bukan-bukan

Asal menutup aurat itu tuntutan
Kalau dianggap susah, tu sebab bosan
Yang ya nya hati tak berkenan
Tu yang berjela-jela mencipta alasan

Menutup aurat satu syariat
Kepada agama kita taat
Hidup berkat pahala berlipat-lipat
Didunia selamat, di akhiratpun selamat.

Kredit kepada http://yusofembong.blogspot.com

Mp3
Download

Isnin, 2 Mei 2011

Lagu Tema Imam Muda Musim Ke 2




HambaMu-Mawi Feat Akhil Hayy
Ke arah satu perjalanan
Dalam sebuah kehidupan
Demi untuk mengecapi
Hasrat murni di dalam hati

Usaha dengan doa
Masanya akan tiba
Dengan restu Illahi
Kelak pasti akan ditemui

Suluhkan cahaya di hati terang (Allah)
Tunjukkan jalan seandainya hilang (Allah)
Tegakkan perjalanan yang bakal ditempuh
Tegakkan semangat bila runtuh
Setibanya di sisiMu ku berserah
Terimalahku hambaMu Allah
HambaMu Allah

Sekiranya takdir menguji
Cekalkanlah hasrat di hati
Semoga kesusahan bisa
Mengajar erti terus asa


Download
Ringtone

Sabtu, 30 April 2011

Hanzalah-Rabbani



Hanzalah-Rabbani
Relakanlah perpisahan kita ini
Iringailah pemergian daku nnti
Dengan doa yang tidak berhenti
Moga Islam terus berdiri

Usapilah genang airmata kasih
Senyumanmu penguat semangat daku
Andai kita tak jumpa lagi
Ku semai cintamu di syurga

Bepisahlah dua jiwa
Meninggalkan kuntum cinta
Mekar di istana taqwa
Menyahut panggilan Allah

Dengan namaMu Allah yang Maha Gagah
Langkahku atur pasrah daku berserah
Menangkanlah kaum Muslimin
Hancurkanlah kaum musyrikin

Demi Islam ditegakkan

Hanzalah pergi ke medan jihad
Bersama dengan para sahabat
Bertempur hebat penuh semangat
Sehingga dia syahid akhirnya

Turunlah Malaikat ke bumi
Mandikan jasadnya simpati
Sucilah jasadnya mewangi
Diarak rohnya ke firdausi

Hening malam menyaksikan
Korban cinta dua insan
Baru diijab kabulkan
Rela menyahut seruan
Demi islam ditegakkan
Jihad menjadi pilihan


Download
Mp3

Hanzalah:Yang Dimandikan Malaikat
Perkahwinan Hanzalah bin Abu Amir dengan sepupunya, Jamilah binti Ubay sudah siap diatur. Kebetulan pula, hari berlangsungnya perkahwinan Hanzalah bertembung dengan hari peperangan tentera Islam menentang musuh di Bukit Uhud. Hanzalah bin Abu Amir mendekati Rasulullah s.a.w., “Saya bercadang menangguhkan sahaja perkahwinan saya malam nanti.” Pada masa itu, Nabi Muhammad s.a.w. dan tentera-tentera Islam di kota Madinah sibuk membuat persiapan akhir untuk berperang. “Tidak mengapa, teruskan sahaja perkahwinan ini,” balas Rasulullah s.a.w.. “Tetapi saya sungguh berhajat bagi menyertainya, ” Hanzalah bertegas. Rasulullah s.a.w. berkeras supaya Hanzalah meneruskan perkahwinannya dan memberi cadangan supaya Hanzalah menyusuli tentera Islam di Bukit Uhud pada keesokan hari, setelah selesai upacara perkahwinan.

Hanzalah mendiamkan diri. Ada benarnya saranan Nabi Muhammad itu; perkahwinan ini bukan sahaja melibatkan dirinya bahkan bakal isterinya juga. Pada malam Jumaat yang hening, perkahwinan antara Hanzalah bin Abu Amir dan Jamilah binti Ubay dilangsungkan secara sederhana. Suasana yang hening dan sunyi itu tidak tenang hingga ke pagi. Kota Madinah tiba-tiba dikejutkn dengan paluan gendang yang bertubi-tubi. Paluan gendang mengejutkan para pejuang bersama laungan menyebarkan berita.

“Bersegeralah! Kita bersegera perangi musuh Allah.”

“Berkumpul segera! Keluarlah! Rebutlah syurga Allah!”

“Perang akan bermula!”

Pukulan gendang dan laungan jihad itu mengejutkan pasangan pengantin yang baru sahaja dinikahkan. Hanzalah bingkas dari tempat tidurnya, “Saya harus menyertai mereka.” “Bukankah malam ini malam perkahwinan kita dan Nabi Muhammad mengizinkan kanda berangkat esok?” Soal isterinya. Hanzalah menjawab tegas, “Saya bukanlah orang yang suka memberi alasan bagi merebut syurga Allah.”

Jamilah terdiam dan hanya mampu memerhatikan suaminya bersiap memakai pakaian perang dan menyelitkan pedang ke pinggangnya. Hanzalah menoleh ke arah isterinya, “Janganlah bersedih, doakan pemergian saya semoga saya beroleh kemenangan.” Suami isteri itu berpelukan dan bersalaman. Berat hati Jamilah melepaskan lelaki yang baru sahaja menjadi suaminya ke medan perang. Namun, Jamilah menguatkan hatinya dan melepaskannya dengan penuh redha. “Saya mendoakan kanda beroleh kemenangan.”

Hanzalah melompat ke atas kudanya dan terus memecut tanpa menoleh ke belakang. Akhirnya, dia berjaya bergabung dengan tentera Islam yang tiba lebih awal daripadanya.

Di medan perang, jumlah tentera musuh adalah seramai tiga ribu orang yang lengkap bersenjata manakala jumlah tentera Islam hanyalah seramai seribu orang. Perbezaan itu tidak menggugat sanggar wibawa tentera Islam termasuklah Hanzalah. Dia menghayun pedangnya menebas leher-leher musuh yang menghampiri dan apabila dia terpandang Abu Sufyan, panglima tentera Quraisy, Hanzalah menerkam Abu Sufyan umpama singa lapar. Mereka berlawan pedang dan bergelut; akhirnya Abu Sufyan sungkur ke tanah. Tatkala Hanzalah mengangkat pedang mahu menebas leher Abu Sufyan, dengan kuat panglima tentera Quraisy itu menjerit menarik perhatian tentera Quraisy. Tentera-tentera Quraisy menyerbu Hanzalah dan Hanzalah tewas, rebah ke bumi.

Sebaik sahaja perang tamat, tentera Islam yang tercedera diberikan rawatan. Mayat-mayat yang bergelimpangan dikenalpasti dan nama-nama mereka, tujuh puluh orang kesemuanya, dicatat. Sedang Nabi Muhammad yang tercedera dan patah beberapa batang giginya diberi rawatan, beliau mengatakan sesuatu yang menyentak kalbu, “Saya terlihat antara langit dan bumi, para malaikat memandikan mayat Hanzalah dengan air daripada awan yang diisikan ke dalam bekas perak.” Abu Said Saidi, antara tentera yang berada dekat dengan Nabi Muhammad bingkas mencari jenazah Hanzalah. “Benar kata-kata Nabi Muhammad. Rambutnya masih basah bekas dimandikan!” Abu Said Saidi menyaksikan ketenangan wajah Hanzalah walaupun beliau cedera parah di seluruh badannya. Rambutnya basah dan titisan air mengalir di hujung rambutnya sedang ketika itu matahari terik memancar.

Ahad, 17 April 2011

Mata Hati - Hijjaz




Mata hati - Hijjaz
Pandangan mata selalu menipu
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih

Hati kalau terlalu bersih
Pandangannya kan menembusi hijab
Hati jika sudah bersih
Firasatnya tepat kehendak Allah
Tapi hati bila dikotori
Bisikannya bukan lagi kebenaran

Hati tempat jatuhnya pandangan Allah
Jasad lahir tumpuan manusia
Utamakanlah pandangan Allah
Daripada pandangan manusia


Download
Mp3
Ringtone

Sabtu, 5 Mac 2011

BAB 7 Cendekiawan Islam

BAB 7 Cendekiawan Islam

Kisah ini berlaku ketika pemerintah Islam di Sepanyol mulai membina masjid dan sekolah di seluruh negeri. Para cendekiawan dan ahli hukum Islam yang termuka telah datang ke negeri itu dari berbagai-bagai tempat. Di ibu negeri, Cordova, sistem pendidikan dan amalan telah pun diperkenalkan kepada penduduk. Ziad bin Umar merupakan salah seorang ahli falsafah, pentafsir Hadis dan Al-Quran yang ulung. Kealimannya tidak ada bandingan dan kerana ketulusan hatinya, kesucian serta kesahihannya maka dia dihormati dan dimuliakan di seluruh Sepanyol. Pada waktu siang, dia menghabiskan masa di universiti dengan mengajar dan pada waktu malam dia menghadiri perhimpunan para cendekiawan dan pegawai-pegawai kerajaan. Tempat kediamannya terletak tidak berapa jauh dari kampus Universiti Cordova. Biasanya sesudah selesai solat isyak, orang-orang yang hauskan ilmu agama akan berkumpul di rumahnya. Pada suatu hari ketika satu pertemuak waktu petang sedang berlangsung di rumahnya, yang dihadiri oleh para cendekiawan dan ilmuwan yang terkenal, Ziad bin Umar turun dari tempat ibadatnya. Semua yang hadir berdiri penuh hormat. Setelah duduk, Ziad pun bertanya akan keadaan kesihatan masing-masing dan kemudian dia berkata kepada Umar Lahmi.

“Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayatNya kepada usaha-usaha anda yang mulia. Anda telah berdakwah seruan kebenaran sampai ke dalam rumah orang-orang kafir dan menundukkan pula mereka. Anda telah menyampaikan seruan Allah.” Umar Lahmi dengan rendah hati menjawab, “Semuanya itu adalah berkat dari doa dan perhatian anda juga. Kalau tidak saya ini hanyalah seorang Islam yang lemah tidak berdaya dan berkat doa anda pula maka Isabella telah menerima agama Islam di dalam hatinya. Oleh sebab itu dia ingin sekali bertemu dengan anda, maka dia telah ada di sini sekarang.” “Isabella ada di sini?” tanya Ziad dengan nada gembira. “Ya. Dia ditempatkan di bilik sebelah dan kalau diizinkan, dia akan dibawa menghadap.” jawab Umar Lahmi. “Sudah tentu. Kalau dia datang mahu menemui saya, benarkan dia masuk.” Asad, salah seorang yang hadir di pertemuan itu mencelah, “Demi Allah, tuan. Ini sungguh-sungguh suatu peristiwa penting. Sekarang ini terjadi kehebohan besar di kalangan orang-orang Kristian di Cordova. Tetapi apakah Isabella seorang saja yang tertarik kepada Islam ataupun ada orang lain lagi bersama-sama dengannya?” Umar Lahmi memandang Asad. “Tentang hal itu, anda akan dapat mendengar sendiri daripadanya.”

Satu suara lain terdengar di antara para hadirin. “Saya dengar orang-orang Kristian mahu membunuh Isabella.” “Sebegitu jauh Isabella telah mengambil langkah-langkah melindungi dirinya. Dia merahsiakan keislamannya sehingga belum ada yang mengetahui bahwa dia sudah memeluk agama Islam ataupun bermaksud akan melakukannya. Jadi, berita angin tentang orang mahu membunuhnya itu agak terlalu awal.” jawab Umar Lahmi. “Sekarang bawa Isabella ke mari.” kata Ziad setelah mendengar percakapan Umar Lahmi dengan hadirin itu. “Kita akan mendengar cerita yang menarik dari mulutnya sendiri.” Isabella dijemput masuk ke majlis. Waktu melihat Ziad bin Umar duduk di tempat khas dikelilingi oleh para hadirin, Isabella dengan takzim menundukkan kepalanya memberi hormat lalu mengambil tempat di suatu sudut. Semua yang hadir mengucapkan selamat kepadanya dan memuji-muji keberanian dan ketegasannya membuat keputusan.

“Anakku, Isabella.” ujar Ziad. “Saya bersyukur dan mengucapkan tahniah di atas pilihanmu kepada jalan kebenaran. Bahwa Allah telah mengeluarkan kamu daripada kegelapan dan telah menganugerahkan kepadamu nikmat Islam. Melepaskan kamu daripada cengkaman trinitas yang membingungkan. Allah telah membawa kamu ke jalan yang benar. Bagi mereka yang sudah kukuh kepercayaannya kepada Islam tidak akan takut dan gentar dengan segala macam kesukaran dunia ini biar betapa pun besarnya kerana Allah akan memimpinnya mengatasi semua kesukaran itu.” “Bapa yang mulia ….” Isabella mahu berkata. Tetapi Ziad mengangkat tangannya, menyuruh dia bersabar. “Anakku,” kata Ziad, “panggilan serupa itu jangan kau gunakan lagi. Di dalam Islam, tidak ada kepausan seperti yang dilakukan oleh penganut-penganut agama Kristian terhadap paderi-paderinya. Dalam Islam ada persamaan hak yang sempurna. Tugas suci orang-orang alim ialah membimbing orang-orang Islam menurut Al-Quran dan Hadis Nabi SAW. Menjadi tugas tiap-tiap Muslim untuk mengikut bimbingan itu dan bukan mendewa dewakan mereka ataupun menjadikan mereka itu berkuasa di atas semua urusan
kehidupannya.” Isabella merasa malu. Cahaya kemerahan naik ke pipinya. “Ajarlah saya bagaimana caranya mahu memanggil tuan dan pemimpin-pemimpin Islam yang lain.” “Panggillah saya dan orang-orang Islam lainnya dengan panggilan saudara atau kalau mahu ditambah, tambahlah dengan perkataan tuan.” kata Ziad. “Baiklah tuan. Saya akan mematuhi kata-kata tuan.” ujar Isabella.

Setelah diam sejenak, dia lalu menyambung, “Tuan. Dengan petunjuk dan pertolongan Tuhan maka Dia telah menunjukkan kepada hamba yang hina ini jalan kebenaran dan keadilan dan membawa saya keluar dari jalan trinitas dan penyembahan salib. Yang menjadi pembuka jalan kepada saya ialah dari bimbingan guru rohaniah yang dermawan, Umar Lahmi, yang telah mendakwah kepada paderi-paderi Cordova samapi ke dalam rumah mereka sendiri. Melalui beliaulah, seruan kepada kebenaran ini sampai ke telinga saya. Saya dengan tulus ikhlas berdoa kepada Tuhan, mudahmudahan kepadanya dianugerahkan segala kebajikan di dunia ini dan juga di akhirat. dan dengan doa tuan pula hidup dan mati saya di dalam Islam.” “Amin!” semua hadirin serentak mengucapkannya.

“Anakku,” kata Ziad, “Allah menghendaki khidmat yang amat besar daripadamu. Sudah pasti seluruh orang Islam akan mendapat faedah yang besar melalui khidmat itu. Tetapi, apakah ada wanita-wanita lain yang telah ikut kau Islamkan?” “Ya tuan. Empat sahabat saya yang sudah hilang kepercayaannya kepada agama Kristian sudah tertarik kepada Islam.” ujar Isabella. “Dengan izin Tuhan, esok atau lusa saya akan bawa mereka kemari supaya mereka mendapat doa dari tuan dan pembersihan segala sisa syak wasangka tentang Islam kalau masih ada di dalam diri mereka.” “Saudara Isabella,” Umar Lahmi menyampuk, “siapakah gerangan sahabat-sahabatmu itu? Demi Allah, kami belum lagi kenal dengan mereka dan kau pun tidak pernah memberitahu kami sebelumnya.” “Salah seorang daripadanya ialah anak guru teologi saya, Michael dan ada tiga orang lain lagi. Semua mereka ikut mendengar perbahasan tuan.” ujar Isabella. “Apakah benar-benar mereka itu sudah Islam dan kesemuanya telah melihat akan kelemahan agama Kristian? Apakah mereka telah pasti dengan kebenaran Islam? Ataupun mereka belum begitu berani untuk melepaskan agama nenek moyangnya dan berterus-terang memeluk Islam?” kata Umar Lahmi dengan agak ghairah. Ziad tersenyum mendengar kata-kata Umar lalu dia menjawab dengan kata-kata yang bijaksana. “Insya-Allah, Allah akan memberikan kepada mereka keberanian yang anda inginkan itu. Mari kita semua berdoa untuk mereka.” “Bawalah juga anak perempuan Michael pada suatu hari nanti supaya kita dapat menghilangkan keraguannya.” kata Umar Lahmi kemudian. “Esok atau lusa saya akan membawanya ke mari.” ujar Isabella. “Jikalau keempat-empat mereka itu tidak dapat datang sekaligus sudah pasti seorang daripadanya, anak Michael akan saya bawa.”


“Anakku,” kata Ziad kepada Isabella, “dengar baik-baik kataku ini. Kamu menerima Islam ialah sesudah membersihkan semua keraguan yang ada di dalam dirimu. Jangan sekali-kali kerana kecurangan atau muslihat. Allah menghendaki keikhlasan hati dan Al-Quran menyebut bahwa hidup dan mati seorang Islam, solat dan baktinya, duduk dan berdiri, tidur dan berjalan, tiap-tiap sesuatunya adalah kerana Allah semata-mata dan kerelaan Allah hendaklah menjadi tujuan hidupnya.” “Saya mengaku bahwa Allah menjadi saksi, tuan. Saya menjejaki ambang Islam ini bukan kerana nafsu dan muslihat juga bukan kerana tujuan inginkan kekayaan dan kekuasaan. Tuan sendiri tahu tentang kehormatan yang diberikan kepada bapa saya di Cordova ini dan juga di seluruh Sepanyol.” kata Isabella. “Allah akan melimpahkan rahmatNya kepadamu dan memberikan keteguhan serta nikmatNya yang tidak terhingga.” ujar Ziad. Umar Lahmi menyampuk, “Hanya agama Islam saja, dengan menerimanya, Allah akan melimpahkan rahmatNya yang banyak ke atas pemeluknya dan semua dosa diampunkan.” Mendengar kata-kata Umar Lahmi menyebabkan Isabella tersenyum. Dia teringat pada pengampunan dosa yang dilakukan oleh para paderi. “Semua dosa saya sudah diampunkan setiap minggu oleh paderi Cordova, yang bertanggungjawab terhadap jabatan penyiasatan.” Menundukkan kepalanya lalu menyambung, “Saya sekarang sudah bebas dari dosa dan suci bersih.” “Apakah maknanya jabatan penyiasatan itu dan apa maksudnya paderi memberi pengampunan dosa? Bolehkah manusia mengampunkan dosa?” tanya Ziad. Mendengar pertanyaan itu, Isabella merasa malu sejurus. “Tuan, cerita ini amat menarik, boleh jadi agak aneh pada pendengaran tuah kerana tuan tidak begitu mengetahui perkara-perkara yang terjadi di dalam agama Kristian.” Ziad menjadi tertarik dengan kata-kata Isabella. “Sudilah anakku menceritakan hal ini kepada kami. Perkara perkara yang menarik serupa itu tentu amat baik menjadi pengetahuan kami dan apatah pula tidak ada orang yang lebih tepat untuk menceritakannya selain daripada anakku.”

“Tuan yang mulia. Penganut agama Kristian mempunyai suatu adat iaitu tiap-tiap orang duduk di depan ‘altar’ Kristus menghadap ketua paderi pada tiap-tiap minggu dan mengakui dosanya yang akan diampuni oleh ketua paderi menurut kepercayaan agama Kristian. Ketua paderi mempunyai kekuasaan untuk melakukannya kerana dia dianggap sebagai wakil St. Petrus.” kata Isabella. “La haula wala quwwata illa billa.” kata Ziad. “Bolehkah manusia mengampunkan dosa selain daripada Allah. Inilah sebabnya mengapa Al-Quran menuduh Kristian menjadikan paderi dan anggota tertua gereja mereka sebagai ‘Rab’ selain Allah. Apakah ada hak paderi-paderi itu mengampunkan dosa?” suaranya mengandungi kehairanan. “Ya,” jawab Isabella, “asalkan yang berdosa itu mengakui dosanya yang terang dan yang tersembunyi di depan paderi. Kalau dia masih menyembunyikan juga maka dosanya tidak dapat diampunkan.” Umar Lahmi mencelah, “Jadi untuk mendapat pengampunan dosa segala macam perbuatan kotor mestilah didedahkan? Bagaimana cara kita mahu mendapatkan pengampunan itu?” Isabella menundukkan mukanya. “Tiap-tiap orang hendaklah pergi ke gereja besar menurut waktu yang telah dijanjikan. Kalau di sini perjanjian itu dibuat dengan Michael atau Peter dan kemudian …” “Wanita-wanita juga ikut hadir?” tanya Umar Lahmi lagi. “Ya, tiap-tiap gadis dan pemuda yang dewasa hadir di situ. Paderi akan bertanya tentang dosa yang telah mereka lakukan pada minggu berikutnya. Setelah dosa-dosa itu didedahkan dan pengakuan dibuat, paderi lalu meletakkan tangannya di atas kepala yang berdosa dan berkata, “Kini kamu boleh pergi. Dengan restu Jesus Kristus semua dosamu telah diampunkan.” “Apakah paderi itu bertanya kepada seseorang itu secara bersembunyi ataupun di depan orangramai secara terbuka?” tanya Umar Lahmi dengan penuh minat.

Isabella dengan cepat menjawab. “Tidaklah begitu memalukan kalau tiap-tiap orang disuruh mengaku secara sulit. Tetapi yang berlaku ialah diminta mengaku di depan semua yang hadir. Sijil pengampunan juga dikeluarkan.” “Astagfirullah! Walaupun di depan pemuda-pemudi yang belum kahwin?” tanya Umar Lahmi, “Ya.” ujar Isabella sambil menundukkan mukanya dengan rasa malu. “Malah pemuda dan pemudi yang belum kahwin terpaksa mengakui dosanya di depan umum dan dapat didengar oleh semua orang.” “Astagfirullah.” Umar Lahmi beristigfar panjang. “Dalam membuat pengakuan dosa mereka serupa itu banyak perkara yang memalukan akan terdedah. Andaikata seseorang itu telah mencuri, dia terpaksa mengaku di depan …” “Bukan saja mencuri,” ujar Isabella “perbuatan yang paling hina dan keji pun terpaksa diakui di depan umum. Kalau dia tidak mengaku atau menyembunyikan sesuatu maka pengampunan tidak diberikan dan yang berdosa itu akan masuk neraka.” “Tentulah amat buruk kesannya kepada moral pemuda pemudi yang belum kahwin?” kata Umar Lahmi. “Sudah tentu. Tetapi di kalangan penganut Roman Katolik, dosa itu tidak begitu penting dibandingkan dengan usaha mendapatkan pengampunan dosa yang terlalu mudah. Orang-orang dengan senang boleh melakukan dosa.” kata Isabella.

Salah seorang yang hadir mencelah, “Dosa orang biasa juga diampunkan oleh paderi sendiri?” Setelah sekian lama berdiam diri kerana mendengar soal jawab Umar Lahmi dan Isabella, Ziad sambil tersenyum berkata perlahan seolah-olah kepada dirinya sendiri. “Barangkali paderi-paderi itu tidak ada melakukan dosa.” Sesudah berkata serupa itu, dia lalu meminta diri naik ke atas untuk menunaikan solat dan berwirid. Isabella menundukkan kepalanya cuba menyembunyikan perasaan malu. “Tuan tidak dapat membayangkan betapa pemimpinpemimpin agama kami melakukan dosa. Lebih-lebih lagi para rahib yang kebanyakan hidup penuh bergelimang dosa.” “Apa?” Umar Lahmi terperanjat mendengar kata-kata Isabella. “Apakah kehidupan pemimpin-pemimpin agama itu lebih buruk daripada orang-orang biasa? Apa yang saudara katakan ini? Jangan kerana saudara menjadi Islam, saudara membuat tuduhan palsu terhadap orang lain. Menurut Al-Quran, hukuman terhadap tuduhan palsu amat berat.” “Memang benar. Tuan boleh berkata serupa itu kerana tuan tidak tahu terutama tentang catatan hitam kehidupan para rahib dan kerana tuan tidak dapat membayangkan perbuatan-perbuatan keji mereka, tuan tidak bersalah kalau menuduh saya berbohong ataupun tidak percaya dengan keterangan saya.” kata Isabella. “Benarkah ini satu kenyataan?” ujar Umar Lahmi lagi dengan suara rendah, seolah-olah merasa menyesal dengan ucapannya tadi.

“Kalau begitu cubalah ceritakan kepada kami secara terperinci.” Semua yang hadir ikut mendesak Isabella memberikan sedikit penerangan tentang cara-cara amalan yang dilakukan oleh penganut-penganut agama Kristian supaya mereka mendapat sedikit idea untuk membandingkannya dengan agama Islam. “Saudara-saudara tentu tahu,” kata Isabella setelah diam sejurus mempertimbangkan permintaan hadirin itu, “bahwa mengabaikan dunia dan pengorbanan diri oleh para rahib sangatlah dituntut di dalam agama Kristian. Oleh sebab itu, kebanyakan daripada paderi terdiri daripada rahib-rahib atau orang yang telah membuang dunia. Untuk mencapai keselamatan, mereka mesti menderita kesusahan dan menyeksa dirinya. Dengan cara yang serupa bila kaum wanita menjadi rahib perempuan yakni mereka mengikuti jejak Maryam dan hidup tanpa kahwin. Tetapi dalam wakut yang sama rahib lelaki dan rahib perempuan tidak dapat mempertahankan kesuciannya. Rahib dan pemimpin pemimpin agama juga berlaku curang dan rahib perempuan seringkali hilang kesuciannya. Kerana ada sistem pengakuan dosa, para rahib itu mendapat satu kesempatan baik untuk memuaskan nafsu bejatnya. Rahib perempuanlah yang kebanyakannya terlibat di dalam kebejatan moral itu. Sementara rahib lelaki ada yang tidak memilih bulu sampai sampai kepada ibu dan saudara perempuannya jua.” Isabella mengucapkan kata-kata yang terakhir itu dengan penuh rasa malu dan tanpa disedari peluh menyucur keluar dari dahinya.

Semua yang hadir serentak mengucapkan “Astagfirullah! Astagfirullah!” Setelah diam sejurus lamanya, Umar Lahmi lalu berkata “Keadaan yang serupa ini berlaku kerana agama Kristian memuliakan kehidupan tanpa kahwin dan sistem pembujangan yang bertentangan dengan tabii manusia dan undang-undang Tuhan. Suatu hujah yang kuat tentang kepalsuan agama Kristian ialah ia memaksakan undang undang serupa ini ke atas manusia yang berlawanan dengan sifat semulajadi dan sudah pasti manusia tidak dapat mematuhinya. Kerana itu, Nabi kita menyatakan: ‘Tidak ada pembujangan di dalam Islam’ yakni tidak ada pembujangan atau membuang dunia di dalam Islam. Nabi juga bersabda “Nikah itu adalah sunnahku maka sesiapa yang tidak suka beramal dengan sunnahku maka tidaklah dia daripada golonganku”. Kitab Suci Al-Quran* juga ada menyebut ‘Kemudian mereka mengadakan rabbaniyah* yang kami tidak memfardhukan ke atas mereka’. Mereka orang-orang Kristian tidak dapat mengawal pembujangan. Betapa mereka dapat mengawali sesuatu yang tidak wajar dan bertentangan dengan undang-undang tabii.” [* AlQuran S57:27 ] [* terlalu menekunkan diri dalam beribadat, menjauhkan diri dari masyarakat dan tidak mahu beristeri]. “Apakah Islam melarang pembujangan dan membuang dunia?” tanya Isabella. “Sudah tentu. Apa yang saudara dengar tadi ialah hukum di dalam Al-Quran dan dari Hadiths.” jawab Umar Lahmi.

Isabella sangat terharu mendengar keterangan itu dan kemuliaan Islam semakin dalam membekas di dalam hatinya. Tiba-tiba salah seorang daripada hadirin bersuara. “Jadi para rahib itu tidak dapat membezakan antara yang hak dengan yang batal dan yang benar dengan yang salah?” “Banyak sekali perkara yang memalukan,” ujar Isabella “kita dapat menilainya sendiri apabila kehormatan ibu dan saudara perempuan tidak dapat dipercayakan kepada mereka maka apalagi yang tak dapat mereka lakukan?” Seorang lain yang hadir bertanya “Apakah rahib perempuan juga berbuat kecurangan?” “Allah melindungi kita semua. Keadaan mereka adalah lebih buruk lagi daripada rahib lelaki.” ujar Isabella. “Kebanyakan mereka hidup penuh kehinaan. Sejarawan Eropa pernah menulis tentang tengkorak bayi yang dijumpai di dalam tangki sekolah rahib perempuan bila tangki itu dicuci. Bayi bayi itu dicampakkan ke dalam tangki untuk menyembunyikan perbuatan di luar nikah.” “Semua perkara ini berlaku kerana kepercayaan kepada penebusan dosa itulah.” kata Umar Lahmi lagi. “Kepercayaan itu seperti semacam keizinan kepada penganut Kristian untuk berbuat dosa.” “Memang benar.” kata Isabella. “Tuan pun telah mengetahuinya. Dengan kepercayaan kepada penebusan dosa maka ketakutan kepada dosa menjadi hilang dan tiap tiap orang yakin bahwa dengan membuat pengakuan di hadapan paderi semua dosa akan diampunkan.”

“Allahu Akbar!” Umar Lahmi mengeluh panjang. “Keagungan dan kebesaran Islam jelas dari kenyataan bahwa di samping menolak kepercayaan penebusan dosa, ia menekankan pekerti yang baik sebagai dasar keselamatan dan kebahagiaan dan pada waktu yang sama menganjurkan prinsip ‘barangsiapa yang berbuat kebajikan walaupun sebesar zahra akan diberi pahala dan barangsiapa yang berbuat jahat walaupun sebesar zahra akan menerima balasan.” Satu suara dari antara hadirin menyampuk. “Saudara Isabella, saudara tentu tahu bahwa kepercayaan kepada penebusan dosa itu telah menyebabkan penganutpenganut Kristian melakukan dosa tetapi ada sebab lain lagi iaitu orang-orang Kristian menganggap semua nabi itu berdosa belaka dan berpendapat mereka itu telah melakukan berbagai dosa dalam hidup mereka.” “Pendapat itu tidak benar. Jikalau semua nabi suci dianggap berdosa maka siapa lagi yang akan tinggal untuk membenci dosa? Dan apa pula hak mereka untuk mencegah orang lain dari berbuat dosa?” “Saudara benar,” kata Umar Lahmi ” tetapi bagaimana pula pendapat saudara terhadap anggapan penganut-penganut Kristian bahwa, dijauhkan Allah, nabi-nabi suci itu penyembah berhala, penzina dan pembohong?” “Oh tuan! Benarkah itu kepercayaan Kristian dan mereka menganggap nabi-nabi sebagai penyembah berhala dan pembohong? Kalau benar, manakah satu kitab Kristian yang menyebutnya?” tanya Isabella agak terperanjat.

“Saudaraku. Saudara belum tahu lagi tentang idea-idea Kristian dan untuk membenarkan dosa mereka maka mereka membuat tuduhan yang serius kepada nabi-nabi. Kerana saudara belum mengkaji secara menyeluruh kitab-kitab suci agama Kristian maka saudara terperanjat mendengar kata kata saya.” jawab Umar Lahmi. “Saya berani menjamin bahwa kalau Islam tidak ada dan Penghulu segala Rasul yang menjadi jagoh dari semua kebajikan tidak membuka keduk tentang kepalsuan Kristian dan Yahudi, maka tidak seorang pun akan menemui kebenaran tentang kesucian nabi-nabi.” “Apakah orang-orang Kristian itu begitu tidak malu, masih juga percaya kepada nabi-nabi sedangkan nabi-nabi itu mereka anggap orang yang berdosa? Barangkali tuan salah mengerti. Saya belum pernah mendengar dari sesiapa pun bahwa nabi-nabi menyembah berhala atau bercakap bohong. Bolehkah tuan membuktikan dakwaan tuan itu melalui kitab kitab agama Kristian?” kata Isabella. “Sudah tentu dari kitab-kitab suci agama saudari.” jawab Umar Lahmi. “Kitab-kitab suci agama saya?” Isabella hairan dan terperanjat. “Kitab suci agama saya ialah Al-Quran.” Umar Lahmi tersenyum dan cuba membetulkan kesilapannya. “Maksud saya kitab-kitab yang saudara anggap sebagai kitab-kitab agama Kristian. Kitab-kitab itu ada mengandungi hal-hal serupa itu.” “Agak aneh,” ujar Isabella “cuba perjelaskan sedikit.” “Maksud saya,” jawab Umar Lahmi “dalam kitab-kitab suci agama Kristian ada dijelaskan nabi-nabi itu sebagai penzina dan penyembah berhala. Ada disebutkan bahwa Nabi Lot telah membuntingkan kedua anak perempuannya.” Umar Lahmi lalu mencapai Kitab Perjanjian Lama. “Lihat Injil Kejadian bab 19 ayat 36. Tentang Nabi Daud dikatakan telah tidur dengan Batsyeba binti Eliam isteri Uria orang Het. Lihat 2 Samuel bab 11 ayat 4. Kemudian ada dikatakan pula tentang Nabi Simson yang juga telah tidur dengan seorang perempuan sundal waktu dia sampai di Gaza kemudian jatuh cinta kepada seorang perempuan di Lembah Sorek yang namanya Delila, lihat Injil Hakim-Hakim bab 16:14.”

“Astagfirullah,” sahut orang-orang yang hadir. “Muga-muga Allah mengutuki orang-orang Yahudi dan Kristian. Astagfirullah! Astagfirullah!” Isabella merasa amat malu. Peluh dingin memercik dari tubuhnya. Lama dia tidak dapat berkata-kata. “Cuba dengar ini pula,” kata Umar Lahmi menyambung “dalam kitab suci Kristian nabi-nabi juga dikatakan sebagai pendusta. Yakni meskipun mereka itu menjadi nabi tapi mereka tetap bercakap bohong. Mula-mula tentang Nabi Simson. Dia telah berbohong kepada Delila tentang rahsia kekuatannya. Delila cuba mencungkil rahsia kekuatan Nabi Simson itu kerana dia mendapat upah daripada orang-orang Palestin yang mahu menangkap Nabi Simson. Lihat Injil Hakim- Hakim bab 16:6-15. Kemudian tentang seorang nabi lain yang tidak disebut namanya di dalam Injil telah berbohong kepada seorang abdi Tuhan yang tidak mahu pergi ke rumahnya sehingga akhirnya abdi itu percaya kepadanya dan mengikutnya. Lihat Injil 1 Raja-Raja bab 13:18. Seorang nabi lain membuat cerita palsu kepada raja dengan membalut kepalanya yang luka bukan kerana pertempuran di dalam perang tetapi dia sengaja menyuruh orang memukulnya. Lihat Injil 1 Raja-Raja bab 20:37-39. Dalam Injil 2 Raja-Raja pula pada bab 22:13-15 Nabi Mikha bin Yimla disuruh berbohong kepada raja Israel. Nabi Yeremia pula banyak sekali bercakap dusta. Lihat Injil Yeremia bab 38.” Kemudian Umar Lahmi berkata kepada Isabella. “Saudari cukup kenal dengan St Petrus, bukan? Apa kata orang-orang Kristian terhadapnya?” “Orang-orang Kristian percaya St Petrus sebagai nabi wali dan semua paderi besar dianggap sebagai pengganti St Petrus dan kerana itu pula maka mereka diberi kuasa untuk mengampunkan dosa.” jawab Isabella. “Memang benar.” kata Umar Lahmi. “Tetapi tidakkah ada dikatakan dalam kesemua empat-empat Injil bahwa ketika musuh menangkap Jesus Kristus dan kemudian mereka mahu menangkapnya sama, dia lalu menyangkal ada mengenali Jesus Kristus. Dia mengutuk dan menyumpah-nyumpah sampai tiga kali bahwa dia tidak mengenali Jesus Kristus dan Jesus pun pernah berkata kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal aku tiga kali’.* [*lihat Injil Matius bab 26:69-75, Injil Markus bab 14:66-72, Injil Lukas bab 22:56-62 dan Injil Yohanes bab 18:19-24] “Memang benar ada ditulis begitu.” jawab Isabella. “Saya belajar Injil setiap hari dari guru saya, Michael.”

“Sekarang lihat pula bukti perkara yang ketiga. Menurut orang-orang Kristian, nabi-nabi itu penyembah berhala. Ini ada tertulis dalam Injil Keluaran yang menjadi bahagian keempat Kitab Taurat. Pada bab 32 ayat 4-6 ada dikatakan bahwa Nabi Harun telah menerima barang-barang emas orang-orang Israel lalu dibuatnya anak lembu dan disuruh mereka menyembahnya. Pada bab 11 dari Kitab Raja-Raja di bawah tajuk ‘Salomo Jatuh ke Dalam Penyembahan Berhala’ ada disebutkan bahwa Nabi Sulaiman mencintai banyak perempuan asing dan atas desakan isteri-isterinya ikut menyembah berhala pada ketika usianya sudah lanjut dan dengan demikian telah menyekutukan Allah. Astagfirullah.” kata Umar Lahmi. “Mudah-mudahan Allah melindungi kita.” jawab Isabella. “Cuba lihat ini,” sambung Umar Lahmi “di dalam Injil ini saya telah meletakkan tanda pada lembaran-lembaran penting. Saudara boleh melihatnya sendiri,. Saya tidak berbohong.” Injil itu diserahkan kepada Isabella untuk dilihatnya. Isabella menyambut dan terus membuka halamannya untuk melihat. “Tujuan saya memperlihatkan perkara ini,” kata Umar Lahmi “ialah kerana orang-orang Kristian itu terlalu lancang dan berani membuat berbagai macam dosa kerana menurut mereka nabi-nabi juga ada membuat dosa dan mereka berpendapat apabila nabi-nabi itu tidak dilucutkan kenabiannya maka mengapa pula orang-orang biasa mesti dihukum atas dosa yang sama.”

“Apakah Al-Quran ada mengatakan nabi-nabi itu orang yang suci?” tanya Isabella. “Itulah kelebihan Al-Quran yang paling agung. Al-Quran dengan tegas menyangkal semua idea dan tuduhan yang dibuat oleh orang-orang Yahudi dan Kristian. Al-Quran menyatakan bahwa nabi-nabi tidak pernah berfikir untuk melakukan dosa apatah lagi untuk benar-benar melakukannya.” kata Umar Lahmi. “Lihat Al-Quran Surat Hud yang mengatakan antara lain bahwa apa yang dilarang oleh nabi-nabi itu mereka tidak pun pernah berfikir akan melakukannya* dan menurut Al-Quran nabi-nabi tergolong dalam golongan insan yang suci.” [* “… dan tiada aku berkehendak akan mengerjakan sesuatu yang aku larang kamu mengerjakannya” AlQuran S11:88] “Tidakkah Al-Quran ada menyebut bahwa Adam ada memakan buah yang dilarang? Bukankah melanggar perintah Tuhan itu satu dosa?” tanya Isabella. Definisi dosa ialah sesuatu perbuatan yang terlarang dilakukan dengan sengaja,” jawab Umar Lahmi “sesuatu yang dilakukan dalam keadaan tidak sedar tidak dianggap berdosa. Misalnya seseorang yang sedang berpuasa dilarang minum atau makan tetapi jikalau dia makan dan minum dalam keadaan terlupa, puasanya itu sah dan dia tidak berdosa.

Nabi Adam memakan buah yang terlarang dalam keadaan terlupa seperti yang disebutkan Al-Quran dalam Surat Taha iaitu Allah telah menerima pengakuan Adam kerana dia telah terlupa dan Allah tidak melihat ada kesengajaan dengan perbuatannya itu.” * [* “Sesungguhnya telah kami janjikan kepada Adam sebelumnya, lalu dia lupa dan tidak mempunyai cara berfikir yang kuat,” Al-Quran S20:115] “Maha Suci Allah. Tahulah saya sekarang bahwa Adam tidak melakukan dosa. Kalau tidak, pada paderi Kristian selalu mendakwa Al-Quran ada mengatakan Adam itu orang berdosa.” ujar Isabella. Dia kemudian melihat jam. “Oh, saya sudah terlalu lewat dan mesti pulang ke rumah segera. Bapa saya dan ibu tentu sedang menunggu saya pulang dan saya pun belum lagi makan.” “Kalau saudari mahu makan di sini bersama kami juga boleh. Dapat kami sediakan menurut makanan biasa guru kami, Ziad. Sudikah saudari makan di sini?” tanya Umar Lahmi. “Terima kasih banyak. Tetapi saya lebih suka makan di rumah, kadang-kadang ibu saya tidak akan makan sampai saya pulang. Dia biasa menunggu saya untuk makan bersama-sama.” jawab Isabella. Umar Lahmi tersenyum kecil mendengar jawaban Isabella. “Berapa lama dia dapat menunggu makan bersama-sama saudari agaknya kerana pada suatu hari nanti rahsianya akan bocor juga?” “Itu kita serahkan kepada keadaan tetapi buat masa ini, izinkanlah saya pulang dulu.” “Jadi bila saudari akan membawa sahabat-sahabat saudari ke mari?” tanya Umar Lahmi. “Esok kalau tidak ada halangan. Paling lambat lusa. Saya mohon doa tuan-tuan agar mereka diberi petunjuk ke jalan yang benar seperti saya.” kata Isabella. “Amin!” Para hadirin menyahut serentak. Isabella lalu bangun. Umar Lahmi dan para hadirin ikut bangun menghormatinya. “Sampaikan salam saya kepada Tuan Ziad.” kata Isabella kepada Umar Lahmi sebelum dia meninggalkan majlis itu.

Ahad, 27 Februari 2011

Janji Tuhan PAsti Berlaku - Shoutul Amal




Janji Tuhan Pasti Berlaku - Shoutul Amal

Oh alangkah indah hidup ini
Bila Islam bersinar kembali
Cahaya iman menyuluh tiap sanubari
Kebenaran mewarnai bumi

Kalam Allah memimpin manusia
Sunnah Rasul memandu langkahnya
Isi alam mendapat rahmat dan berkatnya
Kebatilan tiada tempatnya

Telah lama dinantikan
Bara Islam marak semula
Manusia kegelapan
Merindukan cahaya pembela

Pasti datang saat itu
Janji Tuhan pasti berlaku
Di dunia bahagia
Syurga Tuhan kekal selamanya

Pada Tuhan doa dan harapan
Daulah Islam seluruh dunia
Selamatkan kami umat di akhir zaman
Dengan iman yang terpelihara


Download

Mp3

Khamis, 24 Februari 2011

Demi Cinta Zainab



Demi Cinta Zainab - Mestica
Di kiri kekufuran di kanannya iman
Di sisi suami di hati seorang ayah
Di antara hukum dan di antara cinta
Berdirinya dikau di tengah-tengahnya
Bukan mudah menjadi puteri Rasulullah
Ketika suamimu masih jahiliyah

Hijrah mu tertahan engkau keseorangan
Memelihara iman ditengah kekufuran
Takdir menentukannya suami mu tertawan
Di medan Badar yang sangat menggetirkan
Lalu kau hulurkan kalungan kenangan
Sebagai penebus suami tersayang
Menitis airmata Rasul melihatnya
Melihat si Khadijah seolah berbicara
Ya….Binta Rasulallah

Tika sampailah waktu dibebaskan suaminya
Namun perintah Allah memisahkan keduanya
Bahang panasnya gurun
menusuk hingga ke sukma
Zainab mulakan hijrah
yang ditangguh demi cinta
Tika perjalanannya unta dibunuh
Kau keguguran kandungan

Zainab kau sungguh tabah
dipenuhi kesabaran
Tidak rasa keliru antara dua persimpangan
Antara dua kasih suami dan juga ayah
Juga antara cinta dan taat kepada Tuhan
Berjaya kau menempuhi segala rintangan
Demi cinta

Zainab ra lahir sepuluh tahun sebelum ayahnya menjadi nabi. Beliau puteri pertama Rasulullah s.a.w dari Khadijah ra. Sesuai dengan sifat-sifat yang melekat pada diri ibunya, Zainab menjadi teladan yang utama dengan seluruh sifat-sifat yang terpuji. Hampir sempurnalah sifat kewanitaan Zainab, sehingga putera dari makciknya yang bernama Abu al-’Ash bin Rabi’, salah seorang yang berstatus bangsawan di Mekah dalam hal kemuliaan dan harta, berhasrat melamar beliau. Dia adalah pemuda Quraisy yang tulus dan bersih, nasabnya bertemu dengan Nabi s.a.w dari jalur bapanya, iaitu pada Abdu Manaf bin Qushay. Manakala dari jalur ibu, nasabnya bertemu dengan Zainab pada datuk mereka berdua, yakni Khuwailid, kerana ibunya adalah Halah binti Khuwailid, saudari Khadijah.

Abu al-’Ash mengenal betul tentang keperibadian dan sifat Zainab, kerana dia sering berkunjung ke rumah makciknya Khadijah. Begitu pula Zainab dan kedua orang tuanya juga telah mengenali Abu al-’Ash. Oleh itu, diterimalah lamaran dari pemuda yang telah diredhai Nabi s.a.w dan Khadijah, serta juga oleh Zainab.

Maka, masuklah Zainab ke dalam rumahtangga suaminya, iaitu Abu al-’Ash. Dalam usianya yang masih muda, Zainab mampu mengatur rumahtangganya hingga membibitkan kebahagiaan dan ketenteraman. Allah mengurniakan mereka dua orang anak yang bernama Ali dan Umamah. Semakin sempurnalah kebahagiaan rumah tangga itu dengan kehadiran keduanya dalam rumah yang penuh dengan kebahagiaan.

Pada suatu ketika, Abu al-’Ash berada dalam suatu perjalanan, kemudian terjadilah peristiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia. Pelantikan Muhammad s.a.w sebagai Nabi dengan membawa risalah. Bersegeralah Zainab menyambut seruan dakwah yang haq yang dibawa oleh orang tuanya. Beliau jadikan dinnullah sebagai pedoman hidup yang dengannya menjadi jalan di atasnya.

Tatkala suaminya pulang, Zainab menceritakan perubahan yang terjadi pada kehidupannya, semasa kepergian suaminya, muncullah dien yang baru dan lurus. Beliau menduga bahwa suaminya akan bersegera menyatakan keislamannya. Akan tetapi, beliau mendapati suaminya mengambil sikap dengan berdiam dan tidak bereaksi.

Kemudian, Zainab mencuba dengan segala cara untuk meyakinkan suaminya, namun dia menjawab, “Demi Allah, bukannya saya tidak percaya dengan ayahmu, hanya saja saya tidak ingin dikatakan bahawa aku telah menghina kaumku dan mengkafirkan agama nenek moyangku kerana ingin mendapatkan keredhaan isteriku.”

Hal itu merupakan pukulan yang hebat bagi Zainab, kerana suaminya tidak mahu memeluk Islam. Maka,rumahtangga menjadi goncang dan retak. Tiba-tiba kegembiraan berubah menjadi kesengsaraan.

Zainab tinggal di Mekah di rumah suaminya, dan tidak ada seorang pun di sekelilingnya yang dapat meringankan penderitaannya kerana jauhnya dirinya dengan kedua orang tuanya. Ayahnya telah berhijrah ke Madinah al-Munawwarah bersama sahabat-sahabatnya, sedangkan ibunya telah menghadap ar-Rafiiqul A’la, dan saudari-saudarinya pun telah menyusul ayahnya di bumi hijrah. Tatkala perang Badar, kaum musyrikin mengajak Abu al-’Ash keluar bersama mereka untuk memerangi kaum muslimin. Akhirnya, nasib suaminya adalah menjadi tawanan kaum muslimin.

Tatkala Abu al-’Ash dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w, beliau bersabda kepada para sahabat, “Perlakukan tawanan ini dengan baik.” Ketika itu Zainab mengutus seseorang untuk menebus suaminya dengan harta yang dibayarkan kepada ayah beliau beserta rantai yang dihadiahkan ibu beliau (Khadijah) tatkala pernikahannya dengan Abu al-’Ash. Tiada henti-hentinya Rasulullah memandang rantai tersebut, sehingga hati beliau hanyut mengenang isterinya yang setia, iaitu Khadijah yang telah menghadiahkan rantai tersebut kepada puterinya. Setelah beberapa saat, Rasul terdiam. Beliau bersabda dengan lemah lembut, “Jika kalian melihatnya (sebagai kebaikan), maka bebaskanlah tawanan tersebut dan kembalikanlah harta tebusannya, maka lakukanlah!” Para sahabat menjawab, “Baik, ya Rasulullah.”

Selanjutnya Rasulullah mengambil janji dari Abu al-’Ash agar membiarkan jalan Zainab (untuk hijrah), kerana Islam telah memisahkan hubungan antara keduanya.

Kemudian Abu al-’Ash kembali ke Mekah, sementara Zainab menyambutnya dengan riang gembira. Tetapi, yang terjadi pada diri Abu al-’Ash lain dengan apa yang terjadi pada Zainab. Akhirnya keluarlah Zainab dari Mekah meninggalkan Abu al-’Ash, suami yang tercinta, dengan perpisahan yang mengharukan. Namun, orang-orang Quraisy cuba menghalang beliau (untuk berhijrah), mereka mencegah dan mengancam beliau. Ketika itu beliau sedang hamil dan akhirnya gugurlah kandungannya. Seterusnya beliau pulang ke Mekah dan Abu al-’Ash merawatnya hingga kekuatannya pulih kembali. Lalu beliau keluar pada suatu hari di saat orang-orang Quraisy leka. Beliau keluar bersama saudara Abu al-’Ash yang bernama Kinanah bin ar-Rabi’ hingga sampai kepada Rasulullah s.a.w dengan aman.

Berlalulah masa selama enam tahun beserta peristiwa-peristiwa besar yang menyertainya, sedangkan Zainab berada dalam naungan ayahnya di Madinah. Beliau hidup dengan penuh bahagia dan tak kenal putus asa terus berdoa dan berusaha agar Allah melapangkan dada Abu al-’Ash untuk Islam.

Pada bulan Jumadil Ula tahun 6 Hijriyah, tiba-tiba Abu al-’Ash mengetuk pintu Zainab, kemudian Zainab membuka pintu tersebut. Seolah-olah Zainab tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sehingga ia ingin mendekatinya. Akan tetapi, ia menahan diri kerana ingin memastikan tentang akidahnya, mengingat bahawa akidah adalah yang pertama dan yang terakhir.

Abu al-’Ash menjawab, “Kedatanganku bukanlah untuk menyerah, akan tetapi saya keluar untuk berdagang membawa barang-barangku dan juga milik orang-orang Quraisy, namun tiba-tiba saya bertemu dengan pasukan ayahmu yang di dalamnya ada Zaid bin Haritsah bersama 170 tentera. Selanjutnya mereka mengambil barang-barang yang saya bawa dan aku pun melarikan diri, dan sekarang aku mendatangimu dengan sembunyi-sembunyi untuk meminta perlindunganmu.”

Zainab yang memiliki akidah yang bersih berkata dengan rasa sedih dan hiba, “Marhaban (selamat datang) wahai putera makcik… Marhaban wahai ayah Ali dan Umamah (keduanya anaknya Zainab dengan Abu al-’Ash).”

Tatkala Rasulullah s.a.w selesai solat Subuh, dari dalam kamar Zainab berteriak dengan suara yang keras, “Wahai manusia, sesungguhnya aku melindungi Abu al-’Ash bin Rabi.” Kemudian Rasulullah s.a.w ke luar seraya bersabda, “Wahai manusia, apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?” Mereka menjawab, “Benar Ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Adapun demi yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tiadalah aku mengetahui hal ini sedikit pun hingga saya mendengar sebagaimana yang kalian dengar. Dan orang-orang yang beriman adalah tangan bagi selain mereka, sehingga berhak memberikan perlindungan kepada orang yang dekat dengannya, dan sungguh kita telah melindungi orang-orang yang telah dilindungi oleh Zainab.”

Kemudian masuklah Rasulullah s.a.w menemui puteri beliau: Zainab, lalu berkata, “Muliakanlah tempatnya dan janganlah dia berbuat bebas kepadamu, kerana kamu tidak halal baginya.”

Zainab memohon ayahnya agar dikembalikan harta dan barang-barang Abu al-’Ash. Maka, keluarlah Rasulullah menuju tempat para sahabat yang sedang duduk-duduk. Beliau bersabda, “Sesungguhnya laki-laki ini sudah kalian kenal. Kalian telah mengambil hartanya, maka jika kalian rela, kembalikanlah harta itu kepadanya dan saya menyukai hal itu, namun jika kalian menolaknya, maka itu adalah fa’i (rampasan) yang Allah kurniakan kepada kalian dan apa yang telah Allah berikan kepada kalian, maka kalian lebih berhak terhadapnya.”

Para sahabat menjawab dengan serentak, “Bahkan kami akan mengembalikan seluruhnya ya Rasulullah.” Akhirnya mereka mengembalikan seluruh hartanya, seolah-olah dia tidak pernah kehilangan sama sekali.

Selanjutnya Abu al-’Ash pergi meninggalkan Zainab, dia menuju Mekah dengan membawa sebuah tekad. Tatkala orang-orang Quraisy melihat kedatangannya dengan membawa barang dagangan beserta labanya, maka mulailah Abu al-’Ash mengembalikan harta dan laba itu kepada setiap yang berhak. Kemudian beliau berdiri dan berseru, “Wahai orang-orang Quraisy, masih adakah di antara kalian yang hartanya masih berada di tanganku dan belum diambil?” Mereka menjawab, “Tidak, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Sungguh, kami dapati bahawa anda adalah seorang yang setia janji dan mulia.” Lalu di tempat itulah Abu al-’Ash berkata, “Adapun aku, aku bersaksi bahwa tiada ilah (tuhan) yang haq (benar) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Demi Allah tiada yang menghalang diriku untuk masuk Islam (tatkala di Madinah), melainkan kerana saya khuatir kalian menyangka bahawa saya hanyalah ingin melarikan harta kalian. Maka, tatkala Allah mengembalikan barang-barang kalian dan sudah aku laksanakan tanggung jawabku, maka aku pun masuk Islam.”

Abu al-’Ash bertolak ke Madinah sebagai seorang muslim. Beliau berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, dan di sanalah beliau bertemu orang yang dia cintai, yakni Muhammad s.a.w dan para sahabatnya. Akhirnya, Rasulullah s.a.w mengembalikan Zainab ra kepada Abu al-’Ash. Mereka hidup sebagaimana sebelumnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Akan tetapi, berkumpulnya mereka sekarang dalam akidah yang satu.

Download
Mp3

Selasa, 22 Februari 2011

Mesir dan kempen demokrasi global



Mesir dan kempen demokrasi global
Haris Zalkapli

Mesir yang menyaksikan satu perubahan politik pada masa ini membawa tajuk demokrasi dan hak asasi manusia dalam tajuk utama berita dunia hari ini.

Suasana yang wujud di Mesir dan seluruh Asia Barat ketika ini semakin menjadikan demokrasi dan hak asasi manusia sebagai agenda utama dalam politik rantau terbabit dan juga seluruh dunia.

Dalam hal ini, melalui debat di media global, peranan Amerika Syarikat sebagai kuasa besar pendukung ide kebebasan demokrasi dan hak asasi manusia mula kelihatan dengan jelas, walau apapun penilaian sebenar peranan AS di Asia Barat.

Perkembangan di Tunisia dan Mesir kini mencetuskan kembali gelombang perubahan akibat protes rakyat yang kali terakhir berlaku di bawah Presiden George W Bush.

Sejak Barack Obama memenangi pilihan raya dan menjadi presiden AS pada 2009, agenda mempromosikan demokrasi seperti yang ditafsirkan daripada satu ucapan Presiden Woodrow Wilson telah bermula.

Agenda di bawah Obama ini dimulakan dengan satu bentuk yang lebih bergaya dan menarik, menjarakan diri daripada kempen “menyebarkan demokrasi” di bawah Bush.

Pada asasnya, usaha penyebaran demokrasi seperti dilaksanakan melalui dasar luar AS bersandarkan pada 14 perkara yang digariskan oleh Wilson suatu masa dahulu.

Walaupun melalui tafsiran yang berbeza-beza, kempen menyebarkan demokrasi, dengan asas hak asasi manusia telah menjadi satu dimensi penting dasar luar AS sejak Perang Dingin.

Di bawah Presiden Jimmy Carter, hak asasi mula menjadi satu tunjang penting dalam dasar luar AS, dalam usaha memenangi sokongan dan ikutan dalam persaingan dengan kuasa Komunis.

Sehingga hari ini, hak asasi manusia dan demokrasi yang menjadi salah satu agenda paling menarik dalam politik antarabangsa, dengan Washington mengambil peranan kepimpinan dalam hal ini.

Demokrasi dan hak asasi manusia juga menjadi alat dala diplomasi untuk mencapai pelbagai tujuan, termasuk sebagai kempen menentang negara bukan sahabat.

Melalui kepimpinan moral dalam isu ini, AS membina dan mengukuhkan pengaruhnya, menjelaskan kepentingan hak asasi manusia dan demokrasi dalam diplomasi AS di seluruh dunia.

Melalui kepimpinan ini juga AS memperolehi satu senjata dalam persaingan dengan kuasa lain seperti China dan Rusia, dalam usaha mengukuhkan pendekatan yang dikenali sebagai “konsensus Washington.”

Melalui badan-badan seperti National Endowment for Democracy (dengan International Republican Institute dan National Democratic Institute for International Affairs di bawahnya), Freedom House dan sebagainya, kepimpinan moral AS dalam agenda demokrasi dan hak asasi manusia terus diperkukuhkan.

Di luar Jabatan Negara, pertubuhan-pertubuhan ini menjadi tunjang yang melaksanakan dasar luar AS.

Secara praktiknya, ide yang disebarkan oleh AS itu diletakkan dalam satu pakej yang bukan sahaja mengandungi kebebasan demokratik dan hak asasi tetapi juga dasar ekonomi pasaran bebas yang direstui kuasa-kuasa Barat.

Negara-negara di bawah naungan China dan Rusia menjadi medan persaingan kuasa AS dengan dua kuasa yang jauh kurang demokratik tersebut.

Dalam banyak kes, ide demokrasi, hak asasi manusia dan pasaran bebas menjadi sangat menarik bagi negara-negara yang dinaungi kuasa tidak menyanjung ide kebebasan seperti Barat.

Malah, di negara Iran, kuasa yang menganggap dirinya sebagai satu kuasa yang cukup besar untuk menjadi penaung dalam sistem global, tarikan ide kebebasan Barat turut mampu menggugat, sepeti disaksikan dalam pilihan raya presiden pada 2009.

Revolusi di Mesir dan Tunisia hakikatnya merupakan kesinambungan perubahan-perubahan rejim yang disaksikan di rantau Asia Tengah dan Kaukasus pada separuh pertama dekad lalu.

AS sebagai penyebar demokrasi tetap mempunyai peranan, melalui hubungan dengan masyarakat sivil, pembangkang dan pelbagai kumpulan di negara-negara yang mengalami kebangkitan rakyat itu.

Revolusi warna dan simbol yang berlaku di rantau itu dan juga di seluruh dunia terus diletakkan di bawah tajuk yang sama sehingga hari ini.

Sejak 2003, Asia Tengah dan Kaukasus menyaksikan satu demi satu diktator tumbang, dalam satu siri peristiwa berpofil tinggi yang dikemukakan sebahagian besar media Barat sebagai peralihan bermakna daripada autoritarianisme kepada demokrasi pasaran bebas.

Bermula 2003, tercetus Revolusi Ros di Georgia, Revolusi Jingga di Ukraine pada 2004, dan Revolusi Tulip di Kyrgyzstan pada 2005.

Tidak jauh dari situ, berlaku Revolusi Hijau di Iran pada 2009. Terbaru dunia menyaksikan Revolusi Jasmin di Tunisia dan kebangkitan di Mesir yang masih belum mempunyai satu nama yang dipersetujui.

Kesemua kebangkitan ini dikemukakan sebagai desakan menuntut kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia dan juga ekonomi pasaran bebas, dengan dimensi geopolitik dan persaingan kuasa besar menduduki tempat kedua.

Hal yang sama boleh diperhatikan di Tunisia dan Mesir, yang ekonomi dan kebebasan menjadi perhatian utama, dan juga cerita yang paling menarik seperti tindakan membakar diri.

Persoalan moral dalam isu ini dimulakan dengan pemimpin zalim tersebut, dengan isu sokongan kuasa besar terhadap rejim itu sehingga membolehkan mereka bertahan berdekad-dekad agak diabaikan.

Kenyataan-kenyataan dari Washington berhubung perubahan di Mesir tetap ditunggu-tunggu sejak awal lagi, membei kredibiliti dan peranan kepimpinan kepada kuasa besar itu dalam pembentukan Mesir baru pasca-Mubarak.

Isu menyebarkan demokrasi kini kembali muncul dengan prominen dalam debat dasar luar AS, menegaskan bahawa agenda ini, walaupun kontroversi, akan terus menjadi satu asas dasar luar negara itu.

Dengan presiden yang berwajah menarik untuk ditonjolkan kepada dunia tarikan nilai-nilai demokrasi yang terus mendapat sambutan, usaha mempromosi demokrasi jelas sekali terus dilaksana di bawah Obama, dengan hanya sedikit perubahan berbanding pentadbiran Republikan sebelumnya.

Pelaksanaan agenda ini, walaupun sarat dengan komplikasi moralnya, tidak dapat dielakkan daripada diteruskan, kerana isu demokrasi dan hak asasi manusia ini memberi satu kelebihan moral kepada kuasa besar itu untuk terus mengukuhkan kedudukan dalam persada global yang semakin mencabar dengan peningkatan kuasa-kuasa lain kini.

Kredit to http://www.harakahdaily.net

Isnin, 21 Februari 2011

Pembalasan Allah s.w.t. Atas Kaum Aad


Pembalasan Allah s.w.t. terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dari Allah s.w.t. yang dijanjikan dan bahawa Allah s.w.t. masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah s.w.t. dengan meninggalkan persembahan mereka yang bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah s.w.t. agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.

Tentangan mereka terhadap janji Allah s.w.t. yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawapan dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, kerana dikiranya bahawa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah s.w.t. yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta."

Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang dikatakan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merosakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini mencari perlindungan Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang.

Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah s.w.t. dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah "Al-Ahqaf " sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun.

Klik sini

Kisah Nabi Muhammad SAW Sebelum Wafat



Siratunnabi - Mestica
Sungguh mulianya pekertimu
Sinar bercahaya di wajahmu
Kaulah Nabi kekasih Allah
Kau jadi insan pilihan

Demi umat rela berkorban
Jiwa dan raga kau taruhkan
Demi Tuhan kau tempuhi
Dugaan dan cabaran

Ya Rasulullah?

Tika mula kau menerima wahyu
Hatimu resah tiada menentu
Khadijah mengukir kata-kata
Bahwa kau Rasul buat seluruh umat
(Bahwa kau Nabi buat seluruh umat)

Bila kau hampir memejamkan mata
Lidahmu basah menyebut ummati
Kasih sayangmu tak bisa digambar
Hanya selawat pengikat kasih


Kredit to : http://www.liriklagumuzik.co.cc/2008/09/lirik-siratun-nabi-mestica.html#ixzz1EamWA3C2

Untuk tatapan semua sahabat …
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah,
“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,”keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi.
“Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin…

Semoga kita hargai segala pengorban Rasulullah SAW.


Download
Mp3
Read More..