Sabtu, 5 November 2011
Bergabung Bersama Khalifah - Thufail Al Ghifari
Kalkulasikanlah kenyataan ini
Autobiografi senario demokrasi
Rumusan koleksi sejarah laut mati
Hingga pembantaian fakta dibingkai nuansa pagi
Sebusuk ceramah pengkafiran
Kasus misteri pesantren al-zaytun
Buahkan sandi perjuangan palsu
Persis dengan senyawa
Omong kosong janin lemkari
Membabat prasangka ortodok syiria
Yg membuat Plato mendomonasi al quran di konsili nicea
Cerminan argumentasi mutakhir
Pembodohan reikarnasi saulus
Lupakanlah ruh para mujahid
Ketika yaser Arafat adalah syahid
Dan syeikh Ahmad Yasin menjadi terorist
Mungkin itu yg membuat butiran
Peluru di tubuh Hasan al Banna terlupakan
Dan Gamal Abdul Naser
Berhak menjadi sejarah sandiwara smack down
Maka kami takkan berakhir
Meski telah hitam warna angin dan air
Walau tubuh terkoyak bersama seribu martir
Walau harus terlemparkan tuk kesekian kali lagi
Belasan luka memar darah mengalir
Dari hidung kepala serdadu kuffar
Mata hati membuta
Gelora perjalanan menunggu waktu hempaskan neraka
Lalu kembali pada tangan mungil para pemberani
Untuk sekali lagi dilentingkan ketapel kayu
Karena kami adalah peluru yg lahir dari tonggak bumi
Hidup untuk menjadi saksi
Melintas sejarah para pemegang risalah
Hingga tiba satu episod lain Saat tanah ini makin merana
Karena kami adalah doa dari batu pembakar mimpi
Setia memegang kaabah sabar mengiringi mentari senja
Menemani kepalan tangan para jundi kecil
Yang melintasi teriknya matahari
Dari tanah yg diberkati Penjaga tauhid
Pada nilai keagungan tertinggi
Untuk keyakinan kami yg luluh
Lantahkan semua peradaban dunia
Penyiraman taman2 keluhuran/ Penghias syurga2 kepahlawanan
Tanyakanlah tentang kami
Pada rumah2 negeri syam dan taman2nya
Pada negeri iraq dan pedesaanya Andalusia dan gedung2nya
Keemasan negeri mesir dan lembah2 nya
Pada jazirah Arabia dan padang saharanya
Tanyakan tentang kami pada dunia & penghuninya
Pada padang2 Afrika hingga tanah2 subur negeri ajam
Padepokan2 negeri parsi hingga lereng2 kaukasus
Pada kegersangan kongo & sepanjang sungai loire
Hingga lembah2 sungai Danube
Pada setiap jengkal tanah dibumi
Disetiap pemukiman dikolong langit ini
Pada mereka semua terakam
Berita tentang kepahlawanan kami
Pengorbanan jasa2 kami
kebanggaan dan peninggalan2 kami
Ilmu pengetahuan & keindahan seni kami
Pernahkah kalian kenal dunia
Yg mulia & lebih terhormat
Yg lembut & lebih berkasih sayang
Yg lebih agung & lebih dahsyat
Lebih unggul & lebih cerdas… daripada kami
Disaat bumi tersesat dlm gelapnya abu lahab
Kami tegakkan timbangan keadilan
diantara angkuhnya tongkat2 abu jahal
Kami bangun gedung ilmu pengetahuan
Disaat orang mencampakkan ilmu dari rumah mereka
Kami deklarasikan persamaan
Disaat manusia menyembah para raja & tuhankan kebohongan
Kami hidupkan hati manusia dgn iman
Kami hidupkan akal manusia dgn pengetahuan
Kami hidupkan umat manusia dgn kebebasan & peradaban
Kami bangun kota kuffah basrah cairo & baghdad
Kami bangun peradaban syam iraq, mesir & Andalusia
Kami dirikan baitul hikmah madrasah nizhamiyah
Universitas cordova hingga universitas al azhar
Kami bangun & makmurkan masjid al umawi
Kubah al sahra , sirra,man ra’a , al Zahra Al hambra , sultan ahmad & taj mahal
Maka terhiburlah setiap insan yg mengunjunginya
Kami telah mengajar pada penduduk bumi
Tentang erti hidup yang sebenarnya
Kami lah guru mereka kami orang islam...& kami bukan terorist
Download
Mp3
Khamis, 3 November 2011
Selasa, 25 Oktober 2011
sejarah Pengorbanan
Haji Mengingatkan
Kita sejarah Pengorbanan
Pengorbanan yang ikhlas
Agung lagi suci
Kerana Allah Nabi Ibrahim
Sembelih anaknya
Nabi Ismail kerana Allah
Nyawa tebusannya
Sejarah berkata lagi
Tentang pengorbanan itu
Siti Hajar kerana Allah
Taatkan suami tinggal sendiri
Tinggal di Tanah Haram
Suami datang setahun sekali
Di tanah kering kontang
Hanya tawakkal kepada Ilahi
Tatkala Nabi Ismail
Lahir teruji lagi
Air susunya telahpun kering
Sama sekali
Siti Hajar mencari air
Ke hujung ke pangkal
Berlari lari dari
Safa ke Marwah beberapa kali
Aduh hatinya cemas
Anak kecilnya tiada rezeki
Tapi hatinya teguh
Kepada Allah yakin sekali
Di dalam mencari cari
Terpancar air dari bumi
Berkat dari tendangan kaki
Anaknya bakal nabi
Diapun mengumpul air
Sambil bersyukur
Dengan menyebut
Zam zam zam zam
Itulah dia air zam zam
Yang kekal hingga ke hari ini
Mukjizat seorang nabi
Berkat isterinya
Sudahkah kita mengambil
Pengajaran dari cerita ini
Cintakan Allah menegakkan agamanya
Wajib berkorban
Taat, sabar dan tawakkal
Jadikan pakaian
Cintakan Allah
Pengorbananlah sebagai bukti
Download
Mp3
Isnin, 26 September 2011
Pengaduan Pada Tuhan - Puteri Muslimah

Tuhan Kau telah memberitahu kami
Tentang peristiwa akhir zaman
Peristiwa di zaman kami ini
Melalui lidah NabiMu
Di zaman ini ikhtilaf banyak terjadi
Firqah sesat tujuh puluh dua banyaknya
AlQuran dijadikan barangan dagangan
Isinya sudah tidak dihiraukan
Tuhan kekasihMu memberitahu
Dunia dijadikan barang yang diburu
Muslimin diseksa dan dihina
Oleh tangan-tangan kafir durjana
Tuhan NabiMu terus bermadah
Ilmu Akhirat ditinggalkan orang
Ilmu dunia dijadikan rebutan
Perempuan-perempuan dijadikan hiasan
Rumah-rumah syaitan penuh riang
Rumah-rumah Tuhan kosong dan lengang
Tuhan yang paling menakutkan
NabiMu pernah bersabda
Di akhir zaman yang paling jahat
'Ulama yang memandang dunia
Tabi'atnya busuk bak bau bangkai
Siapa tercium kan mati jiwanya
Tuhan NabiMu menyambung lagi
Terhadap peristiwa akhir zaman
Perempuan hilang malunya
Anak tidak hormati ibu bapa
Bahkan keduanya dijadikan kuli
Atau sudah tidak dipeduli
Tuhan penutup kata kami ceritakan
Dari lidah Nabi kekasihMu
Rezeki yang halal susah dicari
Ibarat mencari berlian berharga
Tuhan kekasihMu menjanjikan
Kedatangan mujaddid baru
Muslimin nasibnya akan terbela
Rumah-rumah Tuhan penuh riang
Rumah-rumah syaitan akan musnah
Perempuan-perempuan akan dilindungi
Anak-anak soleh dan solehah
Kebenaran kan pasti terbukti
Download
Mp3
Sabtu, 17 September 2011
Wahai Kaum Muslimin - Nadamurni
*Wahai kaum muslimin
Mari kita berjihad
Fisabilillah Fisabilillah
Menegak kalimah Allah
Mengumpulkan tenaga
Bersatu menegak jemaah
Bermottokan iman
Berjuang bersama - sama
Menuju kematlamatnya
Ulang *
Perjuangan tidak dapat elak dari ujian 2x
Sunnatullah yang pasti datang 2x
Tapi itu asam garam perjuangan
Agar Allah sentiasa di dalam ingatan 2x
Ulang *
Wahai kaum muslimin
Jangan takut dan gentar
Menegakkan yang haq
Membanteras yang salah
Wahai kaum muslimin
Jangan tunggu - tunggu lagi
Mari susun barisan
Membenteras kemungkaran 2x
Ulang *
Ayuh mari bersama berganding bahu 2x
Dengan semangat waja bertindak segera 2x
Ayuh jangan tunggu - tunggu lagi
Masa tidak akan menunggu kita
Menegakkan maruah agama
Melaksanakan suruhanNya
Download
Mp3
Jumaat, 9 September 2011
Khamis, 18 Ogos 2011
Isnin, 1 Ogos 2011
Ahad, 31 Julai 2011
Rabu, 25 Mei 2011
Zinnirah - UNIC
Zinnirah - UNIC
Hadirmu bersama kuntum senyuman
Walau dirimu hamba tawanan
Kau jadi impian firdausi
Kau jadi pingitan hiasan duniawi
Walau tak pernah melihatmu
Zinnirah
Matamu jadi taruhan
Gantian lara nilaian iman
Ayuh bersama kita susuri
Perjalanan derita ini
Terlindung sudah indahnya maya
Mata hatimu tetap menyala
C/O :
Oh Zinnirah
Kau umpama bintang di malam hari
Menerangi alam dan ditemani cahaya purnama
Selaut kasih kau dambakan untuk Ilahi
Tiada sempadan dan tiada bertepi
Oh Zinnirah
Kau serikandi sunyi bersendiri
Di medan ngeri dan bersuara sepenuh berani
Kasih suci yang kau hulurkan untuk Ilahi
Menagih korban kasih abadi
Hadirmu bersama senyuman
Walau diri hamba tawanan
Kau jadi pedoman
Zinnirah kau gadis pilihan
Hiasan dunia
Penyeri di firdausi
Download
Mp3
Baca lebih lanjut lagi Kisah Zinnirah
Sabtu, 14 Mei 2011
Isnin, 2 Mei 2011
Lagu Tema Imam Muda Musim Ke 2

HambaMu-Mawi Feat Akhil Hayy
Ke arah satu perjalanan
Dalam sebuah kehidupan
Demi untuk mengecapi
Hasrat murni di dalam hati
Usaha dengan doa
Masanya akan tiba
Dengan restu Illahi
Kelak pasti akan ditemui
Suluhkan cahaya di hati terang (Allah)
Tunjukkan jalan seandainya hilang (Allah)
Tegakkan perjalanan yang bakal ditempuh
Tegakkan semangat bila runtuh
Setibanya di sisiMu ku berserah
Terimalahku hambaMu Allah
HambaMu Allah
Sekiranya takdir menguji
Cekalkanlah hasrat di hati
Semoga kesusahan bisa
Mengajar erti terus asa
Download
Ringtone
Sabtu, 30 April 2011
Ahad, 17 April 2011
Sabtu, 5 Mac 2011
BAB 7 Cendekiawan Islam
BAB 7 Cendekiawan Islam
Kisah ini berlaku ketika pemerintah Islam di Sepanyol mulai membina masjid dan sekolah di seluruh negeri. Para cendekiawan dan ahli hukum Islam yang termuka telah datang ke negeri itu dari berbagai-bagai tempat. Di ibu negeri, Cordova, sistem pendidikan dan amalan telah pun diperkenalkan kepada penduduk. Ziad bin Umar merupakan salah seorang ahli falsafah, pentafsir Hadis dan Al-Quran yang ulung. Kealimannya tidak ada bandingan dan kerana ketulusan hatinya, kesucian serta kesahihannya maka dia dihormati dan dimuliakan di seluruh Sepanyol. Pada waktu siang, dia menghabiskan masa di universiti dengan mengajar dan pada waktu malam dia menghadiri perhimpunan para cendekiawan dan pegawai-pegawai kerajaan. Tempat kediamannya terletak tidak berapa jauh dari kampus Universiti Cordova. Biasanya sesudah selesai solat isyak, orang-orang yang hauskan ilmu agama akan berkumpul di rumahnya. Pada suatu hari ketika satu pertemuak waktu petang sedang berlangsung di rumahnya, yang dihadiri oleh para cendekiawan dan ilmuwan yang terkenal, Ziad bin Umar turun dari tempat ibadatnya. Semua yang hadir berdiri penuh hormat. Setelah duduk, Ziad pun bertanya akan keadaan kesihatan masing-masing dan kemudian dia berkata kepada Umar Lahmi.
“Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayatNya kepada usaha-usaha anda yang mulia. Anda telah berdakwah seruan kebenaran sampai ke dalam rumah orang-orang kafir dan menundukkan pula mereka. Anda telah menyampaikan seruan Allah.” Umar Lahmi dengan rendah hati menjawab, “Semuanya itu adalah berkat dari doa dan perhatian anda juga. Kalau tidak saya ini hanyalah seorang Islam yang lemah tidak berdaya dan berkat doa anda pula maka Isabella telah menerima agama Islam di dalam hatinya. Oleh sebab itu dia ingin sekali bertemu dengan anda, maka dia telah ada di sini sekarang.” “Isabella ada di sini?” tanya Ziad dengan nada gembira. “Ya. Dia ditempatkan di bilik sebelah dan kalau diizinkan, dia akan dibawa menghadap.” jawab Umar Lahmi. “Sudah tentu. Kalau dia datang mahu menemui saya, benarkan dia masuk.” Asad, salah seorang yang hadir di pertemuan itu mencelah, “Demi Allah, tuan. Ini sungguh-sungguh suatu peristiwa penting. Sekarang ini terjadi kehebohan besar di kalangan orang-orang Kristian di Cordova. Tetapi apakah Isabella seorang saja yang tertarik kepada Islam ataupun ada orang lain lagi bersama-sama dengannya?” Umar Lahmi memandang Asad. “Tentang hal itu, anda akan dapat mendengar sendiri daripadanya.”
Satu suara lain terdengar di antara para hadirin. “Saya dengar orang-orang Kristian mahu membunuh Isabella.” “Sebegitu jauh Isabella telah mengambil langkah-langkah melindungi dirinya. Dia merahsiakan keislamannya sehingga belum ada yang mengetahui bahwa dia sudah memeluk agama Islam ataupun bermaksud akan melakukannya. Jadi, berita angin tentang orang mahu membunuhnya itu agak terlalu awal.” jawab Umar Lahmi. “Sekarang bawa Isabella ke mari.” kata Ziad setelah mendengar percakapan Umar Lahmi dengan hadirin itu. “Kita akan mendengar cerita yang menarik dari mulutnya sendiri.” Isabella dijemput masuk ke majlis. Waktu melihat Ziad bin Umar duduk di tempat khas dikelilingi oleh para hadirin, Isabella dengan takzim menundukkan kepalanya memberi hormat lalu mengambil tempat di suatu sudut. Semua yang hadir mengucapkan selamat kepadanya dan memuji-muji keberanian dan ketegasannya membuat keputusan.
“Anakku, Isabella.” ujar Ziad. “Saya bersyukur dan mengucapkan tahniah di atas pilihanmu kepada jalan kebenaran. Bahwa Allah telah mengeluarkan kamu daripada kegelapan dan telah menganugerahkan kepadamu nikmat Islam. Melepaskan kamu daripada cengkaman trinitas yang membingungkan. Allah telah membawa kamu ke jalan yang benar. Bagi mereka yang sudah kukuh kepercayaannya kepada Islam tidak akan takut dan gentar dengan segala macam kesukaran dunia ini biar betapa pun besarnya kerana Allah akan memimpinnya mengatasi semua kesukaran itu.” “Bapa yang mulia ….” Isabella mahu berkata. Tetapi Ziad mengangkat tangannya, menyuruh dia bersabar. “Anakku,” kata Ziad, “panggilan serupa itu jangan kau gunakan lagi. Di dalam Islam, tidak ada kepausan seperti yang dilakukan oleh penganut-penganut agama Kristian terhadap paderi-paderinya. Dalam Islam ada persamaan hak yang sempurna. Tugas suci orang-orang alim ialah membimbing orang-orang Islam menurut Al-Quran dan Hadis Nabi SAW. Menjadi tugas tiap-tiap Muslim untuk mengikut bimbingan itu dan bukan mendewa dewakan mereka ataupun menjadikan mereka itu berkuasa di atas semua urusan
kehidupannya.” Isabella merasa malu. Cahaya kemerahan naik ke pipinya. “Ajarlah saya bagaimana caranya mahu memanggil tuan dan pemimpin-pemimpin Islam yang lain.” “Panggillah saya dan orang-orang Islam lainnya dengan panggilan saudara atau kalau mahu ditambah, tambahlah dengan perkataan tuan.” kata Ziad. “Baiklah tuan. Saya akan mematuhi kata-kata tuan.” ujar Isabella.
Setelah diam sejenak, dia lalu menyambung, “Tuan. Dengan petunjuk dan pertolongan Tuhan maka Dia telah menunjukkan kepada hamba yang hina ini jalan kebenaran dan keadilan dan membawa saya keluar dari jalan trinitas dan penyembahan salib. Yang menjadi pembuka jalan kepada saya ialah dari bimbingan guru rohaniah yang dermawan, Umar Lahmi, yang telah mendakwah kepada paderi-paderi Cordova samapi ke dalam rumah mereka sendiri. Melalui beliaulah, seruan kepada kebenaran ini sampai ke telinga saya. Saya dengan tulus ikhlas berdoa kepada Tuhan, mudahmudahan kepadanya dianugerahkan segala kebajikan di dunia ini dan juga di akhirat. dan dengan doa tuan pula hidup dan mati saya di dalam Islam.” “Amin!” semua hadirin serentak mengucapkannya.
“Anakku,” kata Ziad, “Allah menghendaki khidmat yang amat besar daripadamu. Sudah pasti seluruh orang Islam akan mendapat faedah yang besar melalui khidmat itu. Tetapi, apakah ada wanita-wanita lain yang telah ikut kau Islamkan?” “Ya tuan. Empat sahabat saya yang sudah hilang kepercayaannya kepada agama Kristian sudah tertarik kepada Islam.” ujar Isabella. “Dengan izin Tuhan, esok atau lusa saya akan bawa mereka kemari supaya mereka mendapat doa dari tuan dan pembersihan segala sisa syak wasangka tentang Islam kalau masih ada di dalam diri mereka.” “Saudara Isabella,” Umar Lahmi menyampuk, “siapakah gerangan sahabat-sahabatmu itu? Demi Allah, kami belum lagi kenal dengan mereka dan kau pun tidak pernah memberitahu kami sebelumnya.” “Salah seorang daripadanya ialah anak guru teologi saya, Michael dan ada tiga orang lain lagi. Semua mereka ikut mendengar perbahasan tuan.” ujar Isabella. “Apakah benar-benar mereka itu sudah Islam dan kesemuanya telah melihat akan kelemahan agama Kristian? Apakah mereka telah pasti dengan kebenaran Islam? Ataupun mereka belum begitu berani untuk melepaskan agama nenek moyangnya dan berterus-terang memeluk Islam?” kata Umar Lahmi dengan agak ghairah. Ziad tersenyum mendengar kata-kata Umar lalu dia menjawab dengan kata-kata yang bijaksana. “Insya-Allah, Allah akan memberikan kepada mereka keberanian yang anda inginkan itu. Mari kita semua berdoa untuk mereka.” “Bawalah juga anak perempuan Michael pada suatu hari nanti supaya kita dapat menghilangkan keraguannya.” kata Umar Lahmi kemudian. “Esok atau lusa saya akan membawanya ke mari.” ujar Isabella. “Jikalau keempat-empat mereka itu tidak dapat datang sekaligus sudah pasti seorang daripadanya, anak Michael akan saya bawa.”
“Anakku,” kata Ziad kepada Isabella, “dengar baik-baik kataku ini. Kamu menerima Islam ialah sesudah membersihkan semua keraguan yang ada di dalam dirimu. Jangan sekali-kali kerana kecurangan atau muslihat. Allah menghendaki keikhlasan hati dan Al-Quran menyebut bahwa hidup dan mati seorang Islam, solat dan baktinya, duduk dan berdiri, tidur dan berjalan, tiap-tiap sesuatunya adalah kerana Allah semata-mata dan kerelaan Allah hendaklah menjadi tujuan hidupnya.” “Saya mengaku bahwa Allah menjadi saksi, tuan. Saya menjejaki ambang Islam ini bukan kerana nafsu dan muslihat juga bukan kerana tujuan inginkan kekayaan dan kekuasaan. Tuan sendiri tahu tentang kehormatan yang diberikan kepada bapa saya di Cordova ini dan juga di seluruh Sepanyol.” kata Isabella. “Allah akan melimpahkan rahmatNya kepadamu dan memberikan keteguhan serta nikmatNya yang tidak terhingga.” ujar Ziad. Umar Lahmi menyampuk, “Hanya agama Islam saja, dengan menerimanya, Allah akan melimpahkan rahmatNya yang banyak ke atas pemeluknya dan semua dosa diampunkan.” Mendengar kata-kata Umar Lahmi menyebabkan Isabella tersenyum. Dia teringat pada pengampunan dosa yang dilakukan oleh para paderi. “Semua dosa saya sudah diampunkan setiap minggu oleh paderi Cordova, yang bertanggungjawab terhadap jabatan penyiasatan.” Menundukkan kepalanya lalu menyambung, “Saya sekarang sudah bebas dari dosa dan suci bersih.” “Apakah maknanya jabatan penyiasatan itu dan apa maksudnya paderi memberi pengampunan dosa? Bolehkah manusia mengampunkan dosa?” tanya Ziad. Mendengar pertanyaan itu, Isabella merasa malu sejurus. “Tuan, cerita ini amat menarik, boleh jadi agak aneh pada pendengaran tuah kerana tuan tidak begitu mengetahui perkara-perkara yang terjadi di dalam agama Kristian.” Ziad menjadi tertarik dengan kata-kata Isabella. “Sudilah anakku menceritakan hal ini kepada kami. Perkara perkara yang menarik serupa itu tentu amat baik menjadi pengetahuan kami dan apatah pula tidak ada orang yang lebih tepat untuk menceritakannya selain daripada anakku.”
“Tuan yang mulia. Penganut agama Kristian mempunyai suatu adat iaitu tiap-tiap orang duduk di depan ‘altar’ Kristus menghadap ketua paderi pada tiap-tiap minggu dan mengakui dosanya yang akan diampuni oleh ketua paderi menurut kepercayaan agama Kristian. Ketua paderi mempunyai kekuasaan untuk melakukannya kerana dia dianggap sebagai wakil St. Petrus.” kata Isabella. “La haula wala quwwata illa billa.” kata Ziad. “Bolehkah manusia mengampunkan dosa selain daripada Allah. Inilah sebabnya mengapa Al-Quran menuduh Kristian menjadikan paderi dan anggota tertua gereja mereka sebagai ‘Rab’ selain Allah. Apakah ada hak paderi-paderi itu mengampunkan dosa?” suaranya mengandungi kehairanan. “Ya,” jawab Isabella, “asalkan yang berdosa itu mengakui dosanya yang terang dan yang tersembunyi di depan paderi. Kalau dia masih menyembunyikan juga maka dosanya tidak dapat diampunkan.” Umar Lahmi mencelah, “Jadi untuk mendapat pengampunan dosa segala macam perbuatan kotor mestilah didedahkan? Bagaimana cara kita mahu mendapatkan pengampunan itu?” Isabella menundukkan mukanya. “Tiap-tiap orang hendaklah pergi ke gereja besar menurut waktu yang telah dijanjikan. Kalau di sini perjanjian itu dibuat dengan Michael atau Peter dan kemudian …” “Wanita-wanita juga ikut hadir?” tanya Umar Lahmi lagi. “Ya, tiap-tiap gadis dan pemuda yang dewasa hadir di situ. Paderi akan bertanya tentang dosa yang telah mereka lakukan pada minggu berikutnya. Setelah dosa-dosa itu didedahkan dan pengakuan dibuat, paderi lalu meletakkan tangannya di atas kepala yang berdosa dan berkata, “Kini kamu boleh pergi. Dengan restu Jesus Kristus semua dosamu telah diampunkan.” “Apakah paderi itu bertanya kepada seseorang itu secara bersembunyi ataupun di depan orangramai secara terbuka?” tanya Umar Lahmi dengan penuh minat.
Isabella dengan cepat menjawab. “Tidaklah begitu memalukan kalau tiap-tiap orang disuruh mengaku secara sulit. Tetapi yang berlaku ialah diminta mengaku di depan semua yang hadir. Sijil pengampunan juga dikeluarkan.” “Astagfirullah! Walaupun di depan pemuda-pemudi yang belum kahwin?” tanya Umar Lahmi, “Ya.” ujar Isabella sambil menundukkan mukanya dengan rasa malu. “Malah pemuda dan pemudi yang belum kahwin terpaksa mengakui dosanya di depan umum dan dapat didengar oleh semua orang.” “Astagfirullah.” Umar Lahmi beristigfar panjang. “Dalam membuat pengakuan dosa mereka serupa itu banyak perkara yang memalukan akan terdedah. Andaikata seseorang itu telah mencuri, dia terpaksa mengaku di depan …” “Bukan saja mencuri,” ujar Isabella “perbuatan yang paling hina dan keji pun terpaksa diakui di depan umum. Kalau dia tidak mengaku atau menyembunyikan sesuatu maka pengampunan tidak diberikan dan yang berdosa itu akan masuk neraka.” “Tentulah amat buruk kesannya kepada moral pemuda pemudi yang belum kahwin?” kata Umar Lahmi. “Sudah tentu. Tetapi di kalangan penganut Roman Katolik, dosa itu tidak begitu penting dibandingkan dengan usaha mendapatkan pengampunan dosa yang terlalu mudah. Orang-orang dengan senang boleh melakukan dosa.” kata Isabella.
Salah seorang yang hadir mencelah, “Dosa orang biasa juga diampunkan oleh paderi sendiri?” Setelah sekian lama berdiam diri kerana mendengar soal jawab Umar Lahmi dan Isabella, Ziad sambil tersenyum berkata perlahan seolah-olah kepada dirinya sendiri. “Barangkali paderi-paderi itu tidak ada melakukan dosa.” Sesudah berkata serupa itu, dia lalu meminta diri naik ke atas untuk menunaikan solat dan berwirid. Isabella menundukkan kepalanya cuba menyembunyikan perasaan malu. “Tuan tidak dapat membayangkan betapa pemimpinpemimpin agama kami melakukan dosa. Lebih-lebih lagi para rahib yang kebanyakan hidup penuh bergelimang dosa.” “Apa?” Umar Lahmi terperanjat mendengar kata-kata Isabella. “Apakah kehidupan pemimpin-pemimpin agama itu lebih buruk daripada orang-orang biasa? Apa yang saudara katakan ini? Jangan kerana saudara menjadi Islam, saudara membuat tuduhan palsu terhadap orang lain. Menurut Al-Quran, hukuman terhadap tuduhan palsu amat berat.” “Memang benar. Tuan boleh berkata serupa itu kerana tuan tidak tahu terutama tentang catatan hitam kehidupan para rahib dan kerana tuan tidak dapat membayangkan perbuatan-perbuatan keji mereka, tuan tidak bersalah kalau menuduh saya berbohong ataupun tidak percaya dengan keterangan saya.” kata Isabella. “Benarkah ini satu kenyataan?” ujar Umar Lahmi lagi dengan suara rendah, seolah-olah merasa menyesal dengan ucapannya tadi.
“Kalau begitu cubalah ceritakan kepada kami secara terperinci.” Semua yang hadir ikut mendesak Isabella memberikan sedikit penerangan tentang cara-cara amalan yang dilakukan oleh penganut-penganut agama Kristian supaya mereka mendapat sedikit idea untuk membandingkannya dengan agama Islam. “Saudara-saudara tentu tahu,” kata Isabella setelah diam sejurus mempertimbangkan permintaan hadirin itu, “bahwa mengabaikan dunia dan pengorbanan diri oleh para rahib sangatlah dituntut di dalam agama Kristian. Oleh sebab itu, kebanyakan daripada paderi terdiri daripada rahib-rahib atau orang yang telah membuang dunia. Untuk mencapai keselamatan, mereka mesti menderita kesusahan dan menyeksa dirinya. Dengan cara yang serupa bila kaum wanita menjadi rahib perempuan yakni mereka mengikuti jejak Maryam dan hidup tanpa kahwin. Tetapi dalam wakut yang sama rahib lelaki dan rahib perempuan tidak dapat mempertahankan kesuciannya. Rahib dan pemimpin pemimpin agama juga berlaku curang dan rahib perempuan seringkali hilang kesuciannya. Kerana ada sistem pengakuan dosa, para rahib itu mendapat satu kesempatan baik untuk memuaskan nafsu bejatnya. Rahib perempuanlah yang kebanyakannya terlibat di dalam kebejatan moral itu. Sementara rahib lelaki ada yang tidak memilih bulu sampai sampai kepada ibu dan saudara perempuannya jua.” Isabella mengucapkan kata-kata yang terakhir itu dengan penuh rasa malu dan tanpa disedari peluh menyucur keluar dari dahinya.
Semua yang hadir serentak mengucapkan “Astagfirullah! Astagfirullah!” Setelah diam sejurus lamanya, Umar Lahmi lalu berkata “Keadaan yang serupa ini berlaku kerana agama Kristian memuliakan kehidupan tanpa kahwin dan sistem pembujangan yang bertentangan dengan tabii manusia dan undang-undang Tuhan. Suatu hujah yang kuat tentang kepalsuan agama Kristian ialah ia memaksakan undang undang serupa ini ke atas manusia yang berlawanan dengan sifat semulajadi dan sudah pasti manusia tidak dapat mematuhinya. Kerana itu, Nabi kita menyatakan: ‘Tidak ada pembujangan di dalam Islam’ yakni tidak ada pembujangan atau membuang dunia di dalam Islam. Nabi juga bersabda “Nikah itu adalah sunnahku maka sesiapa yang tidak suka beramal dengan sunnahku maka tidaklah dia daripada golonganku”. Kitab Suci Al-Quran* juga ada menyebut ‘Kemudian mereka mengadakan rabbaniyah* yang kami tidak memfardhukan ke atas mereka’. Mereka orang-orang Kristian tidak dapat mengawal pembujangan. Betapa mereka dapat mengawali sesuatu yang tidak wajar dan bertentangan dengan undang-undang tabii.” [* AlQuran S57:27 ] [* terlalu menekunkan diri dalam beribadat, menjauhkan diri dari masyarakat dan tidak mahu beristeri]. “Apakah Islam melarang pembujangan dan membuang dunia?” tanya Isabella. “Sudah tentu. Apa yang saudara dengar tadi ialah hukum di dalam Al-Quran dan dari Hadiths.” jawab Umar Lahmi.
Isabella sangat terharu mendengar keterangan itu dan kemuliaan Islam semakin dalam membekas di dalam hatinya. Tiba-tiba salah seorang daripada hadirin bersuara. “Jadi para rahib itu tidak dapat membezakan antara yang hak dengan yang batal dan yang benar dengan yang salah?” “Banyak sekali perkara yang memalukan,” ujar Isabella “kita dapat menilainya sendiri apabila kehormatan ibu dan saudara perempuan tidak dapat dipercayakan kepada mereka maka apalagi yang tak dapat mereka lakukan?” Seorang lain yang hadir bertanya “Apakah rahib perempuan juga berbuat kecurangan?” “Allah melindungi kita semua. Keadaan mereka adalah lebih buruk lagi daripada rahib lelaki.” ujar Isabella. “Kebanyakan mereka hidup penuh kehinaan. Sejarawan Eropa pernah menulis tentang tengkorak bayi yang dijumpai di dalam tangki sekolah rahib perempuan bila tangki itu dicuci. Bayi bayi itu dicampakkan ke dalam tangki untuk menyembunyikan perbuatan di luar nikah.” “Semua perkara ini berlaku kerana kepercayaan kepada penebusan dosa itulah.” kata Umar Lahmi lagi. “Kepercayaan itu seperti semacam keizinan kepada penganut Kristian untuk berbuat dosa.” “Memang benar.” kata Isabella. “Tuan pun telah mengetahuinya. Dengan kepercayaan kepada penebusan dosa maka ketakutan kepada dosa menjadi hilang dan tiap tiap orang yakin bahwa dengan membuat pengakuan di hadapan paderi semua dosa akan diampunkan.”
“Allahu Akbar!” Umar Lahmi mengeluh panjang. “Keagungan dan kebesaran Islam jelas dari kenyataan bahwa di samping menolak kepercayaan penebusan dosa, ia menekankan pekerti yang baik sebagai dasar keselamatan dan kebahagiaan dan pada waktu yang sama menganjurkan prinsip ‘barangsiapa yang berbuat kebajikan walaupun sebesar zahra akan diberi pahala dan barangsiapa yang berbuat jahat walaupun sebesar zahra akan menerima balasan.” Satu suara dari antara hadirin menyampuk. “Saudara Isabella, saudara tentu tahu bahwa kepercayaan kepada penebusan dosa itu telah menyebabkan penganutpenganut Kristian melakukan dosa tetapi ada sebab lain lagi iaitu orang-orang Kristian menganggap semua nabi itu berdosa belaka dan berpendapat mereka itu telah melakukan berbagai dosa dalam hidup mereka.” “Pendapat itu tidak benar. Jikalau semua nabi suci dianggap berdosa maka siapa lagi yang akan tinggal untuk membenci dosa? Dan apa pula hak mereka untuk mencegah orang lain dari berbuat dosa?” “Saudara benar,” kata Umar Lahmi ” tetapi bagaimana pula pendapat saudara terhadap anggapan penganut-penganut Kristian bahwa, dijauhkan Allah, nabi-nabi suci itu penyembah berhala, penzina dan pembohong?” “Oh tuan! Benarkah itu kepercayaan Kristian dan mereka menganggap nabi-nabi sebagai penyembah berhala dan pembohong? Kalau benar, manakah satu kitab Kristian yang menyebutnya?” tanya Isabella agak terperanjat.
“Saudaraku. Saudara belum tahu lagi tentang idea-idea Kristian dan untuk membenarkan dosa mereka maka mereka membuat tuduhan yang serius kepada nabi-nabi. Kerana saudara belum mengkaji secara menyeluruh kitab-kitab suci agama Kristian maka saudara terperanjat mendengar kata kata saya.” jawab Umar Lahmi. “Saya berani menjamin bahwa kalau Islam tidak ada dan Penghulu segala Rasul yang menjadi jagoh dari semua kebajikan tidak membuka keduk tentang kepalsuan Kristian dan Yahudi, maka tidak seorang pun akan menemui kebenaran tentang kesucian nabi-nabi.” “Apakah orang-orang Kristian itu begitu tidak malu, masih juga percaya kepada nabi-nabi sedangkan nabi-nabi itu mereka anggap orang yang berdosa? Barangkali tuan salah mengerti. Saya belum pernah mendengar dari sesiapa pun bahwa nabi-nabi menyembah berhala atau bercakap bohong. Bolehkah tuan membuktikan dakwaan tuan itu melalui kitab kitab agama Kristian?” kata Isabella. “Sudah tentu dari kitab-kitab suci agama saudari.” jawab Umar Lahmi. “Kitab-kitab suci agama saya?” Isabella hairan dan terperanjat. “Kitab suci agama saya ialah Al-Quran.” Umar Lahmi tersenyum dan cuba membetulkan kesilapannya. “Maksud saya kitab-kitab yang saudara anggap sebagai kitab-kitab agama Kristian. Kitab-kitab itu ada mengandungi hal-hal serupa itu.” “Agak aneh,” ujar Isabella “cuba perjelaskan sedikit.” “Maksud saya,” jawab Umar Lahmi “dalam kitab-kitab suci agama Kristian ada dijelaskan nabi-nabi itu sebagai penzina dan penyembah berhala. Ada disebutkan bahwa Nabi Lot telah membuntingkan kedua anak perempuannya.” Umar Lahmi lalu mencapai Kitab Perjanjian Lama. “Lihat Injil Kejadian bab 19 ayat 36. Tentang Nabi Daud dikatakan telah tidur dengan Batsyeba binti Eliam isteri Uria orang Het. Lihat 2 Samuel bab 11 ayat 4. Kemudian ada dikatakan pula tentang Nabi Simson yang juga telah tidur dengan seorang perempuan sundal waktu dia sampai di Gaza kemudian jatuh cinta kepada seorang perempuan di Lembah Sorek yang namanya Delila, lihat Injil Hakim-Hakim bab 16:14.”
“Astagfirullah,” sahut orang-orang yang hadir. “Muga-muga Allah mengutuki orang-orang Yahudi dan Kristian. Astagfirullah! Astagfirullah!” Isabella merasa amat malu. Peluh dingin memercik dari tubuhnya. Lama dia tidak dapat berkata-kata. “Cuba dengar ini pula,” kata Umar Lahmi menyambung “dalam kitab suci Kristian nabi-nabi juga dikatakan sebagai pendusta. Yakni meskipun mereka itu menjadi nabi tapi mereka tetap bercakap bohong. Mula-mula tentang Nabi Simson. Dia telah berbohong kepada Delila tentang rahsia kekuatannya. Delila cuba mencungkil rahsia kekuatan Nabi Simson itu kerana dia mendapat upah daripada orang-orang Palestin yang mahu menangkap Nabi Simson. Lihat Injil Hakim- Hakim bab 16:6-15. Kemudian tentang seorang nabi lain yang tidak disebut namanya di dalam Injil telah berbohong kepada seorang abdi Tuhan yang tidak mahu pergi ke rumahnya sehingga akhirnya abdi itu percaya kepadanya dan mengikutnya. Lihat Injil 1 Raja-Raja bab 13:18. Seorang nabi lain membuat cerita palsu kepada raja dengan membalut kepalanya yang luka bukan kerana pertempuran di dalam perang tetapi dia sengaja menyuruh orang memukulnya. Lihat Injil 1 Raja-Raja bab 20:37-39. Dalam Injil 2 Raja-Raja pula pada bab 22:13-15 Nabi Mikha bin Yimla disuruh berbohong kepada raja Israel. Nabi Yeremia pula banyak sekali bercakap dusta. Lihat Injil Yeremia bab 38.” Kemudian Umar Lahmi berkata kepada Isabella. “Saudari cukup kenal dengan St Petrus, bukan? Apa kata orang-orang Kristian terhadapnya?” “Orang-orang Kristian percaya St Petrus sebagai nabi wali dan semua paderi besar dianggap sebagai pengganti St Petrus dan kerana itu pula maka mereka diberi kuasa untuk mengampunkan dosa.” jawab Isabella. “Memang benar.” kata Umar Lahmi. “Tetapi tidakkah ada dikatakan dalam kesemua empat-empat Injil bahwa ketika musuh menangkap Jesus Kristus dan kemudian mereka mahu menangkapnya sama, dia lalu menyangkal ada mengenali Jesus Kristus. Dia mengutuk dan menyumpah-nyumpah sampai tiga kali bahwa dia tidak mengenali Jesus Kristus dan Jesus pun pernah berkata kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal aku tiga kali’.* [*lihat Injil Matius bab 26:69-75, Injil Markus bab 14:66-72, Injil Lukas bab 22:56-62 dan Injil Yohanes bab 18:19-24] “Memang benar ada ditulis begitu.” jawab Isabella. “Saya belajar Injil setiap hari dari guru saya, Michael.”
“Sekarang lihat pula bukti perkara yang ketiga. Menurut orang-orang Kristian, nabi-nabi itu penyembah berhala. Ini ada tertulis dalam Injil Keluaran yang menjadi bahagian keempat Kitab Taurat. Pada bab 32 ayat 4-6 ada dikatakan bahwa Nabi Harun telah menerima barang-barang emas orang-orang Israel lalu dibuatnya anak lembu dan disuruh mereka menyembahnya. Pada bab 11 dari Kitab Raja-Raja di bawah tajuk ‘Salomo Jatuh ke Dalam Penyembahan Berhala’ ada disebutkan bahwa Nabi Sulaiman mencintai banyak perempuan asing dan atas desakan isteri-isterinya ikut menyembah berhala pada ketika usianya sudah lanjut dan dengan demikian telah menyekutukan Allah. Astagfirullah.” kata Umar Lahmi. “Mudah-mudahan Allah melindungi kita.” jawab Isabella. “Cuba lihat ini,” sambung Umar Lahmi “di dalam Injil ini saya telah meletakkan tanda pada lembaran-lembaran penting. Saudara boleh melihatnya sendiri,. Saya tidak berbohong.” Injil itu diserahkan kepada Isabella untuk dilihatnya. Isabella menyambut dan terus membuka halamannya untuk melihat. “Tujuan saya memperlihatkan perkara ini,” kata Umar Lahmi “ialah kerana orang-orang Kristian itu terlalu lancang dan berani membuat berbagai macam dosa kerana menurut mereka nabi-nabi juga ada membuat dosa dan mereka berpendapat apabila nabi-nabi itu tidak dilucutkan kenabiannya maka mengapa pula orang-orang biasa mesti dihukum atas dosa yang sama.”
“Apakah Al-Quran ada mengatakan nabi-nabi itu orang yang suci?” tanya Isabella. “Itulah kelebihan Al-Quran yang paling agung. Al-Quran dengan tegas menyangkal semua idea dan tuduhan yang dibuat oleh orang-orang Yahudi dan Kristian. Al-Quran menyatakan bahwa nabi-nabi tidak pernah berfikir untuk melakukan dosa apatah lagi untuk benar-benar melakukannya.” kata Umar Lahmi. “Lihat Al-Quran Surat Hud yang mengatakan antara lain bahwa apa yang dilarang oleh nabi-nabi itu mereka tidak pun pernah berfikir akan melakukannya* dan menurut Al-Quran nabi-nabi tergolong dalam golongan insan yang suci.” [* “… dan tiada aku berkehendak akan mengerjakan sesuatu yang aku larang kamu mengerjakannya” AlQuran S11:88] “Tidakkah Al-Quran ada menyebut bahwa Adam ada memakan buah yang dilarang? Bukankah melanggar perintah Tuhan itu satu dosa?” tanya Isabella. Definisi dosa ialah sesuatu perbuatan yang terlarang dilakukan dengan sengaja,” jawab Umar Lahmi “sesuatu yang dilakukan dalam keadaan tidak sedar tidak dianggap berdosa. Misalnya seseorang yang sedang berpuasa dilarang minum atau makan tetapi jikalau dia makan dan minum dalam keadaan terlupa, puasanya itu sah dan dia tidak berdosa.
Nabi Adam memakan buah yang terlarang dalam keadaan terlupa seperti yang disebutkan Al-Quran dalam Surat Taha iaitu Allah telah menerima pengakuan Adam kerana dia telah terlupa dan Allah tidak melihat ada kesengajaan dengan perbuatannya itu.” * [* “Sesungguhnya telah kami janjikan kepada Adam sebelumnya, lalu dia lupa dan tidak mempunyai cara berfikir yang kuat,” Al-Quran S20:115] “Maha Suci Allah. Tahulah saya sekarang bahwa Adam tidak melakukan dosa. Kalau tidak, pada paderi Kristian selalu mendakwa Al-Quran ada mengatakan Adam itu orang berdosa.” ujar Isabella. Dia kemudian melihat jam. “Oh, saya sudah terlalu lewat dan mesti pulang ke rumah segera. Bapa saya dan ibu tentu sedang menunggu saya pulang dan saya pun belum lagi makan.” “Kalau saudari mahu makan di sini bersama kami juga boleh. Dapat kami sediakan menurut makanan biasa guru kami, Ziad. Sudikah saudari makan di sini?” tanya Umar Lahmi. “Terima kasih banyak. Tetapi saya lebih suka makan di rumah, kadang-kadang ibu saya tidak akan makan sampai saya pulang. Dia biasa menunggu saya untuk makan bersama-sama.” jawab Isabella. Umar Lahmi tersenyum kecil mendengar jawaban Isabella. “Berapa lama dia dapat menunggu makan bersama-sama saudari agaknya kerana pada suatu hari nanti rahsianya akan bocor juga?” “Itu kita serahkan kepada keadaan tetapi buat masa ini, izinkanlah saya pulang dulu.” “Jadi bila saudari akan membawa sahabat-sahabat saudari ke mari?” tanya Umar Lahmi. “Esok kalau tidak ada halangan. Paling lambat lusa. Saya mohon doa tuan-tuan agar mereka diberi petunjuk ke jalan yang benar seperti saya.” kata Isabella. “Amin!” Para hadirin menyahut serentak. Isabella lalu bangun. Umar Lahmi dan para hadirin ikut bangun menghormatinya. “Sampaikan salam saya kepada Tuan Ziad.” kata Isabella kepada Umar Lahmi sebelum dia meninggalkan majlis itu.
Kisah ini berlaku ketika pemerintah Islam di Sepanyol mulai membina masjid dan sekolah di seluruh negeri. Para cendekiawan dan ahli hukum Islam yang termuka telah datang ke negeri itu dari berbagai-bagai tempat. Di ibu negeri, Cordova, sistem pendidikan dan amalan telah pun diperkenalkan kepada penduduk. Ziad bin Umar merupakan salah seorang ahli falsafah, pentafsir Hadis dan Al-Quran yang ulung. Kealimannya tidak ada bandingan dan kerana ketulusan hatinya, kesucian serta kesahihannya maka dia dihormati dan dimuliakan di seluruh Sepanyol. Pada waktu siang, dia menghabiskan masa di universiti dengan mengajar dan pada waktu malam dia menghadiri perhimpunan para cendekiawan dan pegawai-pegawai kerajaan. Tempat kediamannya terletak tidak berapa jauh dari kampus Universiti Cordova. Biasanya sesudah selesai solat isyak, orang-orang yang hauskan ilmu agama akan berkumpul di rumahnya. Pada suatu hari ketika satu pertemuak waktu petang sedang berlangsung di rumahnya, yang dihadiri oleh para cendekiawan dan ilmuwan yang terkenal, Ziad bin Umar turun dari tempat ibadatnya. Semua yang hadir berdiri penuh hormat. Setelah duduk, Ziad pun bertanya akan keadaan kesihatan masing-masing dan kemudian dia berkata kepada Umar Lahmi.
“Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayatNya kepada usaha-usaha anda yang mulia. Anda telah berdakwah seruan kebenaran sampai ke dalam rumah orang-orang kafir dan menundukkan pula mereka. Anda telah menyampaikan seruan Allah.” Umar Lahmi dengan rendah hati menjawab, “Semuanya itu adalah berkat dari doa dan perhatian anda juga. Kalau tidak saya ini hanyalah seorang Islam yang lemah tidak berdaya dan berkat doa anda pula maka Isabella telah menerima agama Islam di dalam hatinya. Oleh sebab itu dia ingin sekali bertemu dengan anda, maka dia telah ada di sini sekarang.” “Isabella ada di sini?” tanya Ziad dengan nada gembira. “Ya. Dia ditempatkan di bilik sebelah dan kalau diizinkan, dia akan dibawa menghadap.” jawab Umar Lahmi. “Sudah tentu. Kalau dia datang mahu menemui saya, benarkan dia masuk.” Asad, salah seorang yang hadir di pertemuan itu mencelah, “Demi Allah, tuan. Ini sungguh-sungguh suatu peristiwa penting. Sekarang ini terjadi kehebohan besar di kalangan orang-orang Kristian di Cordova. Tetapi apakah Isabella seorang saja yang tertarik kepada Islam ataupun ada orang lain lagi bersama-sama dengannya?” Umar Lahmi memandang Asad. “Tentang hal itu, anda akan dapat mendengar sendiri daripadanya.”
Satu suara lain terdengar di antara para hadirin. “Saya dengar orang-orang Kristian mahu membunuh Isabella.” “Sebegitu jauh Isabella telah mengambil langkah-langkah melindungi dirinya. Dia merahsiakan keislamannya sehingga belum ada yang mengetahui bahwa dia sudah memeluk agama Islam ataupun bermaksud akan melakukannya. Jadi, berita angin tentang orang mahu membunuhnya itu agak terlalu awal.” jawab Umar Lahmi. “Sekarang bawa Isabella ke mari.” kata Ziad setelah mendengar percakapan Umar Lahmi dengan hadirin itu. “Kita akan mendengar cerita yang menarik dari mulutnya sendiri.” Isabella dijemput masuk ke majlis. Waktu melihat Ziad bin Umar duduk di tempat khas dikelilingi oleh para hadirin, Isabella dengan takzim menundukkan kepalanya memberi hormat lalu mengambil tempat di suatu sudut. Semua yang hadir mengucapkan selamat kepadanya dan memuji-muji keberanian dan ketegasannya membuat keputusan.
“Anakku, Isabella.” ujar Ziad. “Saya bersyukur dan mengucapkan tahniah di atas pilihanmu kepada jalan kebenaran. Bahwa Allah telah mengeluarkan kamu daripada kegelapan dan telah menganugerahkan kepadamu nikmat Islam. Melepaskan kamu daripada cengkaman trinitas yang membingungkan. Allah telah membawa kamu ke jalan yang benar. Bagi mereka yang sudah kukuh kepercayaannya kepada Islam tidak akan takut dan gentar dengan segala macam kesukaran dunia ini biar betapa pun besarnya kerana Allah akan memimpinnya mengatasi semua kesukaran itu.” “Bapa yang mulia ….” Isabella mahu berkata. Tetapi Ziad mengangkat tangannya, menyuruh dia bersabar. “Anakku,” kata Ziad, “panggilan serupa itu jangan kau gunakan lagi. Di dalam Islam, tidak ada kepausan seperti yang dilakukan oleh penganut-penganut agama Kristian terhadap paderi-paderinya. Dalam Islam ada persamaan hak yang sempurna. Tugas suci orang-orang alim ialah membimbing orang-orang Islam menurut Al-Quran dan Hadis Nabi SAW. Menjadi tugas tiap-tiap Muslim untuk mengikut bimbingan itu dan bukan mendewa dewakan mereka ataupun menjadikan mereka itu berkuasa di atas semua urusan
kehidupannya.” Isabella merasa malu. Cahaya kemerahan naik ke pipinya. “Ajarlah saya bagaimana caranya mahu memanggil tuan dan pemimpin-pemimpin Islam yang lain.” “Panggillah saya dan orang-orang Islam lainnya dengan panggilan saudara atau kalau mahu ditambah, tambahlah dengan perkataan tuan.” kata Ziad. “Baiklah tuan. Saya akan mematuhi kata-kata tuan.” ujar Isabella.
Setelah diam sejenak, dia lalu menyambung, “Tuan. Dengan petunjuk dan pertolongan Tuhan maka Dia telah menunjukkan kepada hamba yang hina ini jalan kebenaran dan keadilan dan membawa saya keluar dari jalan trinitas dan penyembahan salib. Yang menjadi pembuka jalan kepada saya ialah dari bimbingan guru rohaniah yang dermawan, Umar Lahmi, yang telah mendakwah kepada paderi-paderi Cordova samapi ke dalam rumah mereka sendiri. Melalui beliaulah, seruan kepada kebenaran ini sampai ke telinga saya. Saya dengan tulus ikhlas berdoa kepada Tuhan, mudahmudahan kepadanya dianugerahkan segala kebajikan di dunia ini dan juga di akhirat. dan dengan doa tuan pula hidup dan mati saya di dalam Islam.” “Amin!” semua hadirin serentak mengucapkannya.
“Anakku,” kata Ziad, “Allah menghendaki khidmat yang amat besar daripadamu. Sudah pasti seluruh orang Islam akan mendapat faedah yang besar melalui khidmat itu. Tetapi, apakah ada wanita-wanita lain yang telah ikut kau Islamkan?” “Ya tuan. Empat sahabat saya yang sudah hilang kepercayaannya kepada agama Kristian sudah tertarik kepada Islam.” ujar Isabella. “Dengan izin Tuhan, esok atau lusa saya akan bawa mereka kemari supaya mereka mendapat doa dari tuan dan pembersihan segala sisa syak wasangka tentang Islam kalau masih ada di dalam diri mereka.” “Saudara Isabella,” Umar Lahmi menyampuk, “siapakah gerangan sahabat-sahabatmu itu? Demi Allah, kami belum lagi kenal dengan mereka dan kau pun tidak pernah memberitahu kami sebelumnya.” “Salah seorang daripadanya ialah anak guru teologi saya, Michael dan ada tiga orang lain lagi. Semua mereka ikut mendengar perbahasan tuan.” ujar Isabella. “Apakah benar-benar mereka itu sudah Islam dan kesemuanya telah melihat akan kelemahan agama Kristian? Apakah mereka telah pasti dengan kebenaran Islam? Ataupun mereka belum begitu berani untuk melepaskan agama nenek moyangnya dan berterus-terang memeluk Islam?” kata Umar Lahmi dengan agak ghairah. Ziad tersenyum mendengar kata-kata Umar lalu dia menjawab dengan kata-kata yang bijaksana. “Insya-Allah, Allah akan memberikan kepada mereka keberanian yang anda inginkan itu. Mari kita semua berdoa untuk mereka.” “Bawalah juga anak perempuan Michael pada suatu hari nanti supaya kita dapat menghilangkan keraguannya.” kata Umar Lahmi kemudian. “Esok atau lusa saya akan membawanya ke mari.” ujar Isabella. “Jikalau keempat-empat mereka itu tidak dapat datang sekaligus sudah pasti seorang daripadanya, anak Michael akan saya bawa.”
“Anakku,” kata Ziad kepada Isabella, “dengar baik-baik kataku ini. Kamu menerima Islam ialah sesudah membersihkan semua keraguan yang ada di dalam dirimu. Jangan sekali-kali kerana kecurangan atau muslihat. Allah menghendaki keikhlasan hati dan Al-Quran menyebut bahwa hidup dan mati seorang Islam, solat dan baktinya, duduk dan berdiri, tidur dan berjalan, tiap-tiap sesuatunya adalah kerana Allah semata-mata dan kerelaan Allah hendaklah menjadi tujuan hidupnya.” “Saya mengaku bahwa Allah menjadi saksi, tuan. Saya menjejaki ambang Islam ini bukan kerana nafsu dan muslihat juga bukan kerana tujuan inginkan kekayaan dan kekuasaan. Tuan sendiri tahu tentang kehormatan yang diberikan kepada bapa saya di Cordova ini dan juga di seluruh Sepanyol.” kata Isabella. “Allah akan melimpahkan rahmatNya kepadamu dan memberikan keteguhan serta nikmatNya yang tidak terhingga.” ujar Ziad. Umar Lahmi menyampuk, “Hanya agama Islam saja, dengan menerimanya, Allah akan melimpahkan rahmatNya yang banyak ke atas pemeluknya dan semua dosa diampunkan.” Mendengar kata-kata Umar Lahmi menyebabkan Isabella tersenyum. Dia teringat pada pengampunan dosa yang dilakukan oleh para paderi. “Semua dosa saya sudah diampunkan setiap minggu oleh paderi Cordova, yang bertanggungjawab terhadap jabatan penyiasatan.” Menundukkan kepalanya lalu menyambung, “Saya sekarang sudah bebas dari dosa dan suci bersih.” “Apakah maknanya jabatan penyiasatan itu dan apa maksudnya paderi memberi pengampunan dosa? Bolehkah manusia mengampunkan dosa?” tanya Ziad. Mendengar pertanyaan itu, Isabella merasa malu sejurus. “Tuan, cerita ini amat menarik, boleh jadi agak aneh pada pendengaran tuah kerana tuan tidak begitu mengetahui perkara-perkara yang terjadi di dalam agama Kristian.” Ziad menjadi tertarik dengan kata-kata Isabella. “Sudilah anakku menceritakan hal ini kepada kami. Perkara perkara yang menarik serupa itu tentu amat baik menjadi pengetahuan kami dan apatah pula tidak ada orang yang lebih tepat untuk menceritakannya selain daripada anakku.”
“Tuan yang mulia. Penganut agama Kristian mempunyai suatu adat iaitu tiap-tiap orang duduk di depan ‘altar’ Kristus menghadap ketua paderi pada tiap-tiap minggu dan mengakui dosanya yang akan diampuni oleh ketua paderi menurut kepercayaan agama Kristian. Ketua paderi mempunyai kekuasaan untuk melakukannya kerana dia dianggap sebagai wakil St. Petrus.” kata Isabella. “La haula wala quwwata illa billa.” kata Ziad. “Bolehkah manusia mengampunkan dosa selain daripada Allah. Inilah sebabnya mengapa Al-Quran menuduh Kristian menjadikan paderi dan anggota tertua gereja mereka sebagai ‘Rab’ selain Allah. Apakah ada hak paderi-paderi itu mengampunkan dosa?” suaranya mengandungi kehairanan. “Ya,” jawab Isabella, “asalkan yang berdosa itu mengakui dosanya yang terang dan yang tersembunyi di depan paderi. Kalau dia masih menyembunyikan juga maka dosanya tidak dapat diampunkan.” Umar Lahmi mencelah, “Jadi untuk mendapat pengampunan dosa segala macam perbuatan kotor mestilah didedahkan? Bagaimana cara kita mahu mendapatkan pengampunan itu?” Isabella menundukkan mukanya. “Tiap-tiap orang hendaklah pergi ke gereja besar menurut waktu yang telah dijanjikan. Kalau di sini perjanjian itu dibuat dengan Michael atau Peter dan kemudian …” “Wanita-wanita juga ikut hadir?” tanya Umar Lahmi lagi. “Ya, tiap-tiap gadis dan pemuda yang dewasa hadir di situ. Paderi akan bertanya tentang dosa yang telah mereka lakukan pada minggu berikutnya. Setelah dosa-dosa itu didedahkan dan pengakuan dibuat, paderi lalu meletakkan tangannya di atas kepala yang berdosa dan berkata, “Kini kamu boleh pergi. Dengan restu Jesus Kristus semua dosamu telah diampunkan.” “Apakah paderi itu bertanya kepada seseorang itu secara bersembunyi ataupun di depan orangramai secara terbuka?” tanya Umar Lahmi dengan penuh minat.
Isabella dengan cepat menjawab. “Tidaklah begitu memalukan kalau tiap-tiap orang disuruh mengaku secara sulit. Tetapi yang berlaku ialah diminta mengaku di depan semua yang hadir. Sijil pengampunan juga dikeluarkan.” “Astagfirullah! Walaupun di depan pemuda-pemudi yang belum kahwin?” tanya Umar Lahmi, “Ya.” ujar Isabella sambil menundukkan mukanya dengan rasa malu. “Malah pemuda dan pemudi yang belum kahwin terpaksa mengakui dosanya di depan umum dan dapat didengar oleh semua orang.” “Astagfirullah.” Umar Lahmi beristigfar panjang. “Dalam membuat pengakuan dosa mereka serupa itu banyak perkara yang memalukan akan terdedah. Andaikata seseorang itu telah mencuri, dia terpaksa mengaku di depan …” “Bukan saja mencuri,” ujar Isabella “perbuatan yang paling hina dan keji pun terpaksa diakui di depan umum. Kalau dia tidak mengaku atau menyembunyikan sesuatu maka pengampunan tidak diberikan dan yang berdosa itu akan masuk neraka.” “Tentulah amat buruk kesannya kepada moral pemuda pemudi yang belum kahwin?” kata Umar Lahmi. “Sudah tentu. Tetapi di kalangan penganut Roman Katolik, dosa itu tidak begitu penting dibandingkan dengan usaha mendapatkan pengampunan dosa yang terlalu mudah. Orang-orang dengan senang boleh melakukan dosa.” kata Isabella.
Salah seorang yang hadir mencelah, “Dosa orang biasa juga diampunkan oleh paderi sendiri?” Setelah sekian lama berdiam diri kerana mendengar soal jawab Umar Lahmi dan Isabella, Ziad sambil tersenyum berkata perlahan seolah-olah kepada dirinya sendiri. “Barangkali paderi-paderi itu tidak ada melakukan dosa.” Sesudah berkata serupa itu, dia lalu meminta diri naik ke atas untuk menunaikan solat dan berwirid. Isabella menundukkan kepalanya cuba menyembunyikan perasaan malu. “Tuan tidak dapat membayangkan betapa pemimpinpemimpin agama kami melakukan dosa. Lebih-lebih lagi para rahib yang kebanyakan hidup penuh bergelimang dosa.” “Apa?” Umar Lahmi terperanjat mendengar kata-kata Isabella. “Apakah kehidupan pemimpin-pemimpin agama itu lebih buruk daripada orang-orang biasa? Apa yang saudara katakan ini? Jangan kerana saudara menjadi Islam, saudara membuat tuduhan palsu terhadap orang lain. Menurut Al-Quran, hukuman terhadap tuduhan palsu amat berat.” “Memang benar. Tuan boleh berkata serupa itu kerana tuan tidak tahu terutama tentang catatan hitam kehidupan para rahib dan kerana tuan tidak dapat membayangkan perbuatan-perbuatan keji mereka, tuan tidak bersalah kalau menuduh saya berbohong ataupun tidak percaya dengan keterangan saya.” kata Isabella. “Benarkah ini satu kenyataan?” ujar Umar Lahmi lagi dengan suara rendah, seolah-olah merasa menyesal dengan ucapannya tadi.
“Kalau begitu cubalah ceritakan kepada kami secara terperinci.” Semua yang hadir ikut mendesak Isabella memberikan sedikit penerangan tentang cara-cara amalan yang dilakukan oleh penganut-penganut agama Kristian supaya mereka mendapat sedikit idea untuk membandingkannya dengan agama Islam. “Saudara-saudara tentu tahu,” kata Isabella setelah diam sejurus mempertimbangkan permintaan hadirin itu, “bahwa mengabaikan dunia dan pengorbanan diri oleh para rahib sangatlah dituntut di dalam agama Kristian. Oleh sebab itu, kebanyakan daripada paderi terdiri daripada rahib-rahib atau orang yang telah membuang dunia. Untuk mencapai keselamatan, mereka mesti menderita kesusahan dan menyeksa dirinya. Dengan cara yang serupa bila kaum wanita menjadi rahib perempuan yakni mereka mengikuti jejak Maryam dan hidup tanpa kahwin. Tetapi dalam wakut yang sama rahib lelaki dan rahib perempuan tidak dapat mempertahankan kesuciannya. Rahib dan pemimpin pemimpin agama juga berlaku curang dan rahib perempuan seringkali hilang kesuciannya. Kerana ada sistem pengakuan dosa, para rahib itu mendapat satu kesempatan baik untuk memuaskan nafsu bejatnya. Rahib perempuanlah yang kebanyakannya terlibat di dalam kebejatan moral itu. Sementara rahib lelaki ada yang tidak memilih bulu sampai sampai kepada ibu dan saudara perempuannya jua.” Isabella mengucapkan kata-kata yang terakhir itu dengan penuh rasa malu dan tanpa disedari peluh menyucur keluar dari dahinya.
Semua yang hadir serentak mengucapkan “Astagfirullah! Astagfirullah!” Setelah diam sejurus lamanya, Umar Lahmi lalu berkata “Keadaan yang serupa ini berlaku kerana agama Kristian memuliakan kehidupan tanpa kahwin dan sistem pembujangan yang bertentangan dengan tabii manusia dan undang-undang Tuhan. Suatu hujah yang kuat tentang kepalsuan agama Kristian ialah ia memaksakan undang undang serupa ini ke atas manusia yang berlawanan dengan sifat semulajadi dan sudah pasti manusia tidak dapat mematuhinya. Kerana itu, Nabi kita menyatakan: ‘Tidak ada pembujangan di dalam Islam’ yakni tidak ada pembujangan atau membuang dunia di dalam Islam. Nabi juga bersabda “Nikah itu adalah sunnahku maka sesiapa yang tidak suka beramal dengan sunnahku maka tidaklah dia daripada golonganku”. Kitab Suci Al-Quran* juga ada menyebut ‘Kemudian mereka mengadakan rabbaniyah* yang kami tidak memfardhukan ke atas mereka’. Mereka orang-orang Kristian tidak dapat mengawal pembujangan. Betapa mereka dapat mengawali sesuatu yang tidak wajar dan bertentangan dengan undang-undang tabii.” [* AlQuran S57:27 ] [* terlalu menekunkan diri dalam beribadat, menjauhkan diri dari masyarakat dan tidak mahu beristeri]. “Apakah Islam melarang pembujangan dan membuang dunia?” tanya Isabella. “Sudah tentu. Apa yang saudara dengar tadi ialah hukum di dalam Al-Quran dan dari Hadiths.” jawab Umar Lahmi.
Isabella sangat terharu mendengar keterangan itu dan kemuliaan Islam semakin dalam membekas di dalam hatinya. Tiba-tiba salah seorang daripada hadirin bersuara. “Jadi para rahib itu tidak dapat membezakan antara yang hak dengan yang batal dan yang benar dengan yang salah?” “Banyak sekali perkara yang memalukan,” ujar Isabella “kita dapat menilainya sendiri apabila kehormatan ibu dan saudara perempuan tidak dapat dipercayakan kepada mereka maka apalagi yang tak dapat mereka lakukan?” Seorang lain yang hadir bertanya “Apakah rahib perempuan juga berbuat kecurangan?” “Allah melindungi kita semua. Keadaan mereka adalah lebih buruk lagi daripada rahib lelaki.” ujar Isabella. “Kebanyakan mereka hidup penuh kehinaan. Sejarawan Eropa pernah menulis tentang tengkorak bayi yang dijumpai di dalam tangki sekolah rahib perempuan bila tangki itu dicuci. Bayi bayi itu dicampakkan ke dalam tangki untuk menyembunyikan perbuatan di luar nikah.” “Semua perkara ini berlaku kerana kepercayaan kepada penebusan dosa itulah.” kata Umar Lahmi lagi. “Kepercayaan itu seperti semacam keizinan kepada penganut Kristian untuk berbuat dosa.” “Memang benar.” kata Isabella. “Tuan pun telah mengetahuinya. Dengan kepercayaan kepada penebusan dosa maka ketakutan kepada dosa menjadi hilang dan tiap tiap orang yakin bahwa dengan membuat pengakuan di hadapan paderi semua dosa akan diampunkan.”
“Allahu Akbar!” Umar Lahmi mengeluh panjang. “Keagungan dan kebesaran Islam jelas dari kenyataan bahwa di samping menolak kepercayaan penebusan dosa, ia menekankan pekerti yang baik sebagai dasar keselamatan dan kebahagiaan dan pada waktu yang sama menganjurkan prinsip ‘barangsiapa yang berbuat kebajikan walaupun sebesar zahra akan diberi pahala dan barangsiapa yang berbuat jahat walaupun sebesar zahra akan menerima balasan.” Satu suara dari antara hadirin menyampuk. “Saudara Isabella, saudara tentu tahu bahwa kepercayaan kepada penebusan dosa itu telah menyebabkan penganutpenganut Kristian melakukan dosa tetapi ada sebab lain lagi iaitu orang-orang Kristian menganggap semua nabi itu berdosa belaka dan berpendapat mereka itu telah melakukan berbagai dosa dalam hidup mereka.” “Pendapat itu tidak benar. Jikalau semua nabi suci dianggap berdosa maka siapa lagi yang akan tinggal untuk membenci dosa? Dan apa pula hak mereka untuk mencegah orang lain dari berbuat dosa?” “Saudara benar,” kata Umar Lahmi ” tetapi bagaimana pula pendapat saudara terhadap anggapan penganut-penganut Kristian bahwa, dijauhkan Allah, nabi-nabi suci itu penyembah berhala, penzina dan pembohong?” “Oh tuan! Benarkah itu kepercayaan Kristian dan mereka menganggap nabi-nabi sebagai penyembah berhala dan pembohong? Kalau benar, manakah satu kitab Kristian yang menyebutnya?” tanya Isabella agak terperanjat.
“Saudaraku. Saudara belum tahu lagi tentang idea-idea Kristian dan untuk membenarkan dosa mereka maka mereka membuat tuduhan yang serius kepada nabi-nabi. Kerana saudara belum mengkaji secara menyeluruh kitab-kitab suci agama Kristian maka saudara terperanjat mendengar kata kata saya.” jawab Umar Lahmi. “Saya berani menjamin bahwa kalau Islam tidak ada dan Penghulu segala Rasul yang menjadi jagoh dari semua kebajikan tidak membuka keduk tentang kepalsuan Kristian dan Yahudi, maka tidak seorang pun akan menemui kebenaran tentang kesucian nabi-nabi.” “Apakah orang-orang Kristian itu begitu tidak malu, masih juga percaya kepada nabi-nabi sedangkan nabi-nabi itu mereka anggap orang yang berdosa? Barangkali tuan salah mengerti. Saya belum pernah mendengar dari sesiapa pun bahwa nabi-nabi menyembah berhala atau bercakap bohong. Bolehkah tuan membuktikan dakwaan tuan itu melalui kitab kitab agama Kristian?” kata Isabella. “Sudah tentu dari kitab-kitab suci agama saudari.” jawab Umar Lahmi. “Kitab-kitab suci agama saya?” Isabella hairan dan terperanjat. “Kitab suci agama saya ialah Al-Quran.” Umar Lahmi tersenyum dan cuba membetulkan kesilapannya. “Maksud saya kitab-kitab yang saudara anggap sebagai kitab-kitab agama Kristian. Kitab-kitab itu ada mengandungi hal-hal serupa itu.” “Agak aneh,” ujar Isabella “cuba perjelaskan sedikit.” “Maksud saya,” jawab Umar Lahmi “dalam kitab-kitab suci agama Kristian ada dijelaskan nabi-nabi itu sebagai penzina dan penyembah berhala. Ada disebutkan bahwa Nabi Lot telah membuntingkan kedua anak perempuannya.” Umar Lahmi lalu mencapai Kitab Perjanjian Lama. “Lihat Injil Kejadian bab 19 ayat 36. Tentang Nabi Daud dikatakan telah tidur dengan Batsyeba binti Eliam isteri Uria orang Het. Lihat 2 Samuel bab 11 ayat 4. Kemudian ada dikatakan pula tentang Nabi Simson yang juga telah tidur dengan seorang perempuan sundal waktu dia sampai di Gaza kemudian jatuh cinta kepada seorang perempuan di Lembah Sorek yang namanya Delila, lihat Injil Hakim-Hakim bab 16:14.”
“Astagfirullah,” sahut orang-orang yang hadir. “Muga-muga Allah mengutuki orang-orang Yahudi dan Kristian. Astagfirullah! Astagfirullah!” Isabella merasa amat malu. Peluh dingin memercik dari tubuhnya. Lama dia tidak dapat berkata-kata. “Cuba dengar ini pula,” kata Umar Lahmi menyambung “dalam kitab suci Kristian nabi-nabi juga dikatakan sebagai pendusta. Yakni meskipun mereka itu menjadi nabi tapi mereka tetap bercakap bohong. Mula-mula tentang Nabi Simson. Dia telah berbohong kepada Delila tentang rahsia kekuatannya. Delila cuba mencungkil rahsia kekuatan Nabi Simson itu kerana dia mendapat upah daripada orang-orang Palestin yang mahu menangkap Nabi Simson. Lihat Injil Hakim- Hakim bab 16:6-15. Kemudian tentang seorang nabi lain yang tidak disebut namanya di dalam Injil telah berbohong kepada seorang abdi Tuhan yang tidak mahu pergi ke rumahnya sehingga akhirnya abdi itu percaya kepadanya dan mengikutnya. Lihat Injil 1 Raja-Raja bab 13:18. Seorang nabi lain membuat cerita palsu kepada raja dengan membalut kepalanya yang luka bukan kerana pertempuran di dalam perang tetapi dia sengaja menyuruh orang memukulnya. Lihat Injil 1 Raja-Raja bab 20:37-39. Dalam Injil 2 Raja-Raja pula pada bab 22:13-15 Nabi Mikha bin Yimla disuruh berbohong kepada raja Israel. Nabi Yeremia pula banyak sekali bercakap dusta. Lihat Injil Yeremia bab 38.” Kemudian Umar Lahmi berkata kepada Isabella. “Saudari cukup kenal dengan St Petrus, bukan? Apa kata orang-orang Kristian terhadapnya?” “Orang-orang Kristian percaya St Petrus sebagai nabi wali dan semua paderi besar dianggap sebagai pengganti St Petrus dan kerana itu pula maka mereka diberi kuasa untuk mengampunkan dosa.” jawab Isabella. “Memang benar.” kata Umar Lahmi. “Tetapi tidakkah ada dikatakan dalam kesemua empat-empat Injil bahwa ketika musuh menangkap Jesus Kristus dan kemudian mereka mahu menangkapnya sama, dia lalu menyangkal ada mengenali Jesus Kristus. Dia mengutuk dan menyumpah-nyumpah sampai tiga kali bahwa dia tidak mengenali Jesus Kristus dan Jesus pun pernah berkata kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal aku tiga kali’.* [*lihat Injil Matius bab 26:69-75, Injil Markus bab 14:66-72, Injil Lukas bab 22:56-62 dan Injil Yohanes bab 18:19-24] “Memang benar ada ditulis begitu.” jawab Isabella. “Saya belajar Injil setiap hari dari guru saya, Michael.”
“Sekarang lihat pula bukti perkara yang ketiga. Menurut orang-orang Kristian, nabi-nabi itu penyembah berhala. Ini ada tertulis dalam Injil Keluaran yang menjadi bahagian keempat Kitab Taurat. Pada bab 32 ayat 4-6 ada dikatakan bahwa Nabi Harun telah menerima barang-barang emas orang-orang Israel lalu dibuatnya anak lembu dan disuruh mereka menyembahnya. Pada bab 11 dari Kitab Raja-Raja di bawah tajuk ‘Salomo Jatuh ke Dalam Penyembahan Berhala’ ada disebutkan bahwa Nabi Sulaiman mencintai banyak perempuan asing dan atas desakan isteri-isterinya ikut menyembah berhala pada ketika usianya sudah lanjut dan dengan demikian telah menyekutukan Allah. Astagfirullah.” kata Umar Lahmi. “Mudah-mudahan Allah melindungi kita.” jawab Isabella. “Cuba lihat ini,” sambung Umar Lahmi “di dalam Injil ini saya telah meletakkan tanda pada lembaran-lembaran penting. Saudara boleh melihatnya sendiri,. Saya tidak berbohong.” Injil itu diserahkan kepada Isabella untuk dilihatnya. Isabella menyambut dan terus membuka halamannya untuk melihat. “Tujuan saya memperlihatkan perkara ini,” kata Umar Lahmi “ialah kerana orang-orang Kristian itu terlalu lancang dan berani membuat berbagai macam dosa kerana menurut mereka nabi-nabi juga ada membuat dosa dan mereka berpendapat apabila nabi-nabi itu tidak dilucutkan kenabiannya maka mengapa pula orang-orang biasa mesti dihukum atas dosa yang sama.”
“Apakah Al-Quran ada mengatakan nabi-nabi itu orang yang suci?” tanya Isabella. “Itulah kelebihan Al-Quran yang paling agung. Al-Quran dengan tegas menyangkal semua idea dan tuduhan yang dibuat oleh orang-orang Yahudi dan Kristian. Al-Quran menyatakan bahwa nabi-nabi tidak pernah berfikir untuk melakukan dosa apatah lagi untuk benar-benar melakukannya.” kata Umar Lahmi. “Lihat Al-Quran Surat Hud yang mengatakan antara lain bahwa apa yang dilarang oleh nabi-nabi itu mereka tidak pun pernah berfikir akan melakukannya* dan menurut Al-Quran nabi-nabi tergolong dalam golongan insan yang suci.” [* “… dan tiada aku berkehendak akan mengerjakan sesuatu yang aku larang kamu mengerjakannya” AlQuran S11:88] “Tidakkah Al-Quran ada menyebut bahwa Adam ada memakan buah yang dilarang? Bukankah melanggar perintah Tuhan itu satu dosa?” tanya Isabella. Definisi dosa ialah sesuatu perbuatan yang terlarang dilakukan dengan sengaja,” jawab Umar Lahmi “sesuatu yang dilakukan dalam keadaan tidak sedar tidak dianggap berdosa. Misalnya seseorang yang sedang berpuasa dilarang minum atau makan tetapi jikalau dia makan dan minum dalam keadaan terlupa, puasanya itu sah dan dia tidak berdosa.
Nabi Adam memakan buah yang terlarang dalam keadaan terlupa seperti yang disebutkan Al-Quran dalam Surat Taha iaitu Allah telah menerima pengakuan Adam kerana dia telah terlupa dan Allah tidak melihat ada kesengajaan dengan perbuatannya itu.” * [* “Sesungguhnya telah kami janjikan kepada Adam sebelumnya, lalu dia lupa dan tidak mempunyai cara berfikir yang kuat,” Al-Quran S20:115] “Maha Suci Allah. Tahulah saya sekarang bahwa Adam tidak melakukan dosa. Kalau tidak, pada paderi Kristian selalu mendakwa Al-Quran ada mengatakan Adam itu orang berdosa.” ujar Isabella. Dia kemudian melihat jam. “Oh, saya sudah terlalu lewat dan mesti pulang ke rumah segera. Bapa saya dan ibu tentu sedang menunggu saya pulang dan saya pun belum lagi makan.” “Kalau saudari mahu makan di sini bersama kami juga boleh. Dapat kami sediakan menurut makanan biasa guru kami, Ziad. Sudikah saudari makan di sini?” tanya Umar Lahmi. “Terima kasih banyak. Tetapi saya lebih suka makan di rumah, kadang-kadang ibu saya tidak akan makan sampai saya pulang. Dia biasa menunggu saya untuk makan bersama-sama.” jawab Isabella. Umar Lahmi tersenyum kecil mendengar jawaban Isabella. “Berapa lama dia dapat menunggu makan bersama-sama saudari agaknya kerana pada suatu hari nanti rahsianya akan bocor juga?” “Itu kita serahkan kepada keadaan tetapi buat masa ini, izinkanlah saya pulang dulu.” “Jadi bila saudari akan membawa sahabat-sahabat saudari ke mari?” tanya Umar Lahmi. “Esok kalau tidak ada halangan. Paling lambat lusa. Saya mohon doa tuan-tuan agar mereka diberi petunjuk ke jalan yang benar seperti saya.” kata Isabella. “Amin!” Para hadirin menyahut serentak. Isabella lalu bangun. Umar Lahmi dan para hadirin ikut bangun menghormatinya. “Sampaikan salam saya kepada Tuan Ziad.” kata Isabella kepada Umar Lahmi sebelum dia meninggalkan majlis itu.
Ahad, 27 Februari 2011
Janji Tuhan PAsti Berlaku - Shoutul Amal
Janji Tuhan Pasti Berlaku - Shoutul Amal
Oh alangkah indah hidup ini
Bila Islam bersinar kembali
Cahaya iman menyuluh tiap sanubari
Kebenaran mewarnai bumi
Kalam Allah memimpin manusia
Sunnah Rasul memandu langkahnya
Isi alam mendapat rahmat dan berkatnya
Kebatilan tiada tempatnya
Telah lama dinantikan
Bara Islam marak semula
Manusia kegelapan
Merindukan cahaya pembela
Pasti datang saat itu
Janji Tuhan pasti berlaku
Di dunia bahagia
Syurga Tuhan kekal selamanya
Pada Tuhan doa dan harapan
Daulah Islam seluruh dunia
Selamatkan kami umat di akhir zaman
Dengan iman yang terpelihara
Download
Mp3
Khamis, 24 Februari 2011
Selasa, 22 Februari 2011
Mesir dan kempen demokrasi global
Mesir dan kempen demokrasi global
Haris Zalkapli
Mesir yang menyaksikan satu perubahan politik pada masa ini membawa tajuk demokrasi dan hak asasi manusia dalam tajuk utama berita dunia hari ini.
Suasana yang wujud di Mesir dan seluruh Asia Barat ketika ini semakin menjadikan demokrasi dan hak asasi manusia sebagai agenda utama dalam politik rantau terbabit dan juga seluruh dunia.
Dalam hal ini, melalui debat di media global, peranan Amerika Syarikat sebagai kuasa besar pendukung ide kebebasan demokrasi dan hak asasi manusia mula kelihatan dengan jelas, walau apapun penilaian sebenar peranan AS di Asia Barat.
Perkembangan di Tunisia dan Mesir kini mencetuskan kembali gelombang perubahan akibat protes rakyat yang kali terakhir berlaku di bawah Presiden George W Bush.
Sejak Barack Obama memenangi pilihan raya dan menjadi presiden AS pada 2009, agenda mempromosikan demokrasi seperti yang ditafsirkan daripada satu ucapan Presiden Woodrow Wilson telah bermula.
Agenda di bawah Obama ini dimulakan dengan satu bentuk yang lebih bergaya dan menarik, menjarakan diri daripada kempen “menyebarkan demokrasi” di bawah Bush.
Pada asasnya, usaha penyebaran demokrasi seperti dilaksanakan melalui dasar luar AS bersandarkan pada 14 perkara yang digariskan oleh Wilson suatu masa dahulu.
Walaupun melalui tafsiran yang berbeza-beza, kempen menyebarkan demokrasi, dengan asas hak asasi manusia telah menjadi satu dimensi penting dasar luar AS sejak Perang Dingin.
Di bawah Presiden Jimmy Carter, hak asasi mula menjadi satu tunjang penting dalam dasar luar AS, dalam usaha memenangi sokongan dan ikutan dalam persaingan dengan kuasa Komunis.
Sehingga hari ini, hak asasi manusia dan demokrasi yang menjadi salah satu agenda paling menarik dalam politik antarabangsa, dengan Washington mengambil peranan kepimpinan dalam hal ini.
Demokrasi dan hak asasi manusia juga menjadi alat dala diplomasi untuk mencapai pelbagai tujuan, termasuk sebagai kempen menentang negara bukan sahabat.
Melalui kepimpinan moral dalam isu ini, AS membina dan mengukuhkan pengaruhnya, menjelaskan kepentingan hak asasi manusia dan demokrasi dalam diplomasi AS di seluruh dunia.
Melalui kepimpinan ini juga AS memperolehi satu senjata dalam persaingan dengan kuasa lain seperti China dan Rusia, dalam usaha mengukuhkan pendekatan yang dikenali sebagai “konsensus Washington.”
Melalui badan-badan seperti National Endowment for Democracy (dengan International Republican Institute dan National Democratic Institute for International Affairs di bawahnya), Freedom House dan sebagainya, kepimpinan moral AS dalam agenda demokrasi dan hak asasi manusia terus diperkukuhkan.
Di luar Jabatan Negara, pertubuhan-pertubuhan ini menjadi tunjang yang melaksanakan dasar luar AS.
Secara praktiknya, ide yang disebarkan oleh AS itu diletakkan dalam satu pakej yang bukan sahaja mengandungi kebebasan demokratik dan hak asasi tetapi juga dasar ekonomi pasaran bebas yang direstui kuasa-kuasa Barat.
Negara-negara di bawah naungan China dan Rusia menjadi medan persaingan kuasa AS dengan dua kuasa yang jauh kurang demokratik tersebut.
Dalam banyak kes, ide demokrasi, hak asasi manusia dan pasaran bebas menjadi sangat menarik bagi negara-negara yang dinaungi kuasa tidak menyanjung ide kebebasan seperti Barat.
Malah, di negara Iran, kuasa yang menganggap dirinya sebagai satu kuasa yang cukup besar untuk menjadi penaung dalam sistem global, tarikan ide kebebasan Barat turut mampu menggugat, sepeti disaksikan dalam pilihan raya presiden pada 2009.
Revolusi di Mesir dan Tunisia hakikatnya merupakan kesinambungan perubahan-perubahan rejim yang disaksikan di rantau Asia Tengah dan Kaukasus pada separuh pertama dekad lalu.
AS sebagai penyebar demokrasi tetap mempunyai peranan, melalui hubungan dengan masyarakat sivil, pembangkang dan pelbagai kumpulan di negara-negara yang mengalami kebangkitan rakyat itu.
Revolusi warna dan simbol yang berlaku di rantau itu dan juga di seluruh dunia terus diletakkan di bawah tajuk yang sama sehingga hari ini.
Sejak 2003, Asia Tengah dan Kaukasus menyaksikan satu demi satu diktator tumbang, dalam satu siri peristiwa berpofil tinggi yang dikemukakan sebahagian besar media Barat sebagai peralihan bermakna daripada autoritarianisme kepada demokrasi pasaran bebas.
Bermula 2003, tercetus Revolusi Ros di Georgia, Revolusi Jingga di Ukraine pada 2004, dan Revolusi Tulip di Kyrgyzstan pada 2005.
Tidak jauh dari situ, berlaku Revolusi Hijau di Iran pada 2009. Terbaru dunia menyaksikan Revolusi Jasmin di Tunisia dan kebangkitan di Mesir yang masih belum mempunyai satu nama yang dipersetujui.
Kesemua kebangkitan ini dikemukakan sebagai desakan menuntut kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia dan juga ekonomi pasaran bebas, dengan dimensi geopolitik dan persaingan kuasa besar menduduki tempat kedua.
Hal yang sama boleh diperhatikan di Tunisia dan Mesir, yang ekonomi dan kebebasan menjadi perhatian utama, dan juga cerita yang paling menarik seperti tindakan membakar diri.
Persoalan moral dalam isu ini dimulakan dengan pemimpin zalim tersebut, dengan isu sokongan kuasa besar terhadap rejim itu sehingga membolehkan mereka bertahan berdekad-dekad agak diabaikan.
Kenyataan-kenyataan dari Washington berhubung perubahan di Mesir tetap ditunggu-tunggu sejak awal lagi, membei kredibiliti dan peranan kepimpinan kepada kuasa besar itu dalam pembentukan Mesir baru pasca-Mubarak.
Isu menyebarkan demokrasi kini kembali muncul dengan prominen dalam debat dasar luar AS, menegaskan bahawa agenda ini, walaupun kontroversi, akan terus menjadi satu asas dasar luar negara itu.
Dengan presiden yang berwajah menarik untuk ditonjolkan kepada dunia tarikan nilai-nilai demokrasi yang terus mendapat sambutan, usaha mempromosi demokrasi jelas sekali terus dilaksana di bawah Obama, dengan hanya sedikit perubahan berbanding pentadbiran Republikan sebelumnya.
Pelaksanaan agenda ini, walaupun sarat dengan komplikasi moralnya, tidak dapat dielakkan daripada diteruskan, kerana isu demokrasi dan hak asasi manusia ini memberi satu kelebihan moral kepada kuasa besar itu untuk terus mengukuhkan kedudukan dalam persada global yang semakin mencabar dengan peningkatan kuasa-kuasa lain kini.
Kredit to http://www.harakahdaily.net
Isnin, 21 Februari 2011
Pembalasan Allah s.w.t. Atas Kaum Aad
Pembalasan Allah s.w.t. terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dari Allah s.w.t. yang dijanjikan dan bahawa Allah s.w.t. masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah s.w.t. dengan meninggalkan persembahan mereka yang bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah s.w.t. agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.
Tentangan mereka terhadap janji Allah s.w.t. yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawapan dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, kerana dikiranya bahawa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah s.w.t. yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta."
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang dikatakan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merosakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini mencari perlindungan Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah s.w.t. dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah "Al-Ahqaf " sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun.
Klik sini
Langgan:
Catatan (Atom)