Isnin, 20 September 2010

Kopiah VS Songkok

Sebuah sajak yang separuh lucu tapi sarat dengan sindirin tajam, ditulis penyair terkenal Nawawee Mohammad dan dimuatkan dalam media arus perdana tanggal 8 Februari 1998. Sajak itu diberi judul Songkok dan Kopiah.

Songkok dan kopiah itu asalnya sekapal
darjat mereka tidak pernah berubah,
berdiri sama tinggi duduk sama rendah,
tetapi berbalah-cekah tak sudah-sudah.

Berungkap nasihat menyengat
songkok selalu mengingatkan.
“Jangan lembik seperti kopiah,
tapi keras macam songkok”

Penuh yakin kopiah menjawab,
“Biar lembik asalkan putih.
Jangan keras apalagi hitam.
Sudahlah hitam sucimu diragukan.
Biar tak cantik jangan tak bersih”

Sindir songkok lagi,
“Jangan hidup seperti kopiah,
sesuai untuk pelikat bersandal getah,
sudahlah selekeh nilai amat rendah.”

Kopiah merendah menjawab tajam,
“Sehina-hinaku pernah juga mandi
menjamin kekal bersih dan suci,
untuk dijunjung mukmin merata-riti.
Semulia-muliamu sepanjang hidup
pernah mandi walaupun sekali.
Kalau ada, itu gila punya kepala.”

Tambah kopiah lagi.
“Hitam songkok sehitam tahi cicak
hanya umpama sang gagak,
walaupun dimandi air emas sekalipun
mustahil hitammu bertukar putih.
Putihku jika disabun dibilas-bilas
bertambah lagi berseri putih berseri.”

Dengan lembut songkok mengakui,
“Walaupun tidak pernah mandi,
aku sering ditayamun si berus
supaya kelihatan kemas terurus.
Selainnya aku sentiasa dijaga
daripada ditempiasi sang hujan
menjamin selalu keras dan kering
walau terpaksa menyemak dinding.”

Kopiah senyum menelan alasan
kemudian meminta fatwa bagaimana
amalan tayamun ala songkok
ketika hujan mencurah-curah?

Perbalahan antara songkok (UMNO) dengan kopiah (PAS) hingga saat ini mustahil bakal selesai, kerana songkok perjuangannya nasionalis, manakala kopiah landasan perjuangannya Islam.

Kredit to http://demitinta.blogspot.com

Tiada ulasan: