Selasa, 22 Jun 2010

Sejarah Bangsa Yahudi (Bab 7)

Lahirnya nama Yahudi untuk Bani Israel

Selepas wafatnya Nabi Sulaiman pada 931 sM, Rehoboam, salah seorang puteranya, naiki tahta untuk menjadi raja. Ketika ia menjadi raja, para pemuka Israel bertemunya untuk menuntut ganti rugi atas keluhan-keluhan politik dan agama. Diketuai oleh Jeroboam, seorang jeneral Israel yang telah kembali dari pengasingannya di Mesir kerana melarikan dari kegagalan kudeta(merampas kuasa) pemerintahan Nabi Sulaiman.

Rehoboam menolak mendengarkan suara perbincangan atau musyuarah. Sebaliknya, dia mengirimkan angkatan bersenjata melawan Israel namun ia kalah teruk. Kekalahan ini dimanfaatkan oleh Jeroboam untuk membentuk kerajaan baru, kerajaan Israel.


Pecahlah kerajaan yang telah dirintis oleh Nabi Daud hingga Nabi Sulaiman menjadi dua kerajaan baru: Judah (Yahuda)dengan rajanya Rehoboam di wilayah Selatan dengan ibu kotanya Jerusalem dan Israel di wilayah Utara dengan ibu kotanya Syakem dan rajanya adalah Jeroboam.

Kerajaan Judah didukung oleh dua suku dari bani Israel sementara kerajaan Israel didukung oleh 10 suku. Perpecahan ini terus berlangsung hingga 100 tahun lamanya.
Kerajaan Israel merupakan kerajaan yang "sakit" di mana penguasanya rata-rata hanya mampu bertahan selama 11 tahun. Semuanya, ada 9 dinasti, jatuh-bangun sepanjang 212 tahun monarki. Dan bahkan ada satu dinasti saja yang mampu bertahan hanya dalam waktu 7 hari. Hanya sedikit dari kesembilan raja yang menempati tahta wafat kerana sakit atau tua. Sejarah kerajaan Judah tak jauh bezanya. 20 raja memegang kekuasaan rata-rata bertahan selama 17 tahun, tetapi semuanya dari dinasti yang sama.

Dengan pecahnya kerajaan Palestin ini, maka musuh-musuh Bani Israel di masa Nabi Sulaiman bersiap-siap untuk menaklukkan mereka. Dalam diri Bani Israel sendiri telah wujud kerosakan dari sudut sosial dan agama. Mereka mulai lupakan ajaran-ajaran dari Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa serta beberapa petunjuk dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiaman.

Bahkan ada sekelompok Bani Israel yang masih percaya kepada ilmu sihir Mesir kuno kembali berani tampil. Dan mereka mendakwa bahawa ilmu sihir ini sah secara hukum Taurat karena Nabi Sulaiman memiliki tentera dari bangsa Jin yang menurut mereka adalah tidak mungkin seorang manusia dapat memerintah bangsa Jin jika tidak memiliki ilmu sihir. Inilah yang disindir oleh Allah dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 102. Mereka mempelajari ilmu sihir ini dan menyampaikannya secara lisan dan sembunyi-sembunyi kerana setelah kejadian yang menimpa Samiri dengan patung anak lembu emasnya ilmu sihir ini harus disampaikan secara rahsia.

Kepercayaan ilmu sihir dengan penyampaian secara lisan inilah kemudian dipanggil dengan Kabbalah. Kabbalah sendiri bererti "secara lisan". Dan ilmu sihir ini terus diwarisi secara rapi dan rahsia hingga wafatnya Nabi Sulaiman mereka mulai berani tampil secara terang-terangan.

Tidak hanya penggunaan ilmu sihir sahaja, the ten commandement(10 wasiat) pun mulai mereka tidak amalkan. Akibatnya, mereka mulai berpecah secara agama dan sosial hingga dua kerajaan kecil berdiri di tengah-tengah musuh yang siap menyerang mereka.
Pada 721 sM, bangsa Assyria menakluk kerajaan Israel. Tinggallah kerajaan Judah bertahan hingga pada 586 sM bangsa Babilonia menyerang dan menghancurkan kerajaan Judah beserta masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman.

Kerajaan Israel yang jatuh ke tangan Assyria ini, kerajaan Mesir hanya sebagai penonton saja. Padahal mereka tahu tanah Palestin adalah daerah yang strategik. Maka pada 608 datanglah Fir'aun dari Mesir untuk menyerang kerajaan Judah dan selanjutnya menyerang ke wilayah Utara bekas kerajaan Israel yang telah diserang lebih dahulu oleh Assyria.

Perang hebat terjadi antara Mesir dan Assyria sedangkan Bani Israellah sebagai mangsa besarnya. Ibarat dua gajah besar yang bertarung maka sang pelanduk yang menerima akibatnya.

Melihat Mesir menyerang Assyria, Raja Nebukhanedzar dari kerajaan Babilonia tidak berpangku tangan kerana kerajaannya telah memiliki hubungan baik dengan kerajaan Assyria. Bani Israel yang telah diserang oleh Assyria kemudian diserang lagi oleh bangsa Mesir kemudian bangsa Babilonia merasakan bahawa semuanya tidak baik bagi mereka. Sekali dijajah tetaplah mereka bukan tuan rumah bagi tanah mereka sendiri.

Dapat dibayangkan bagaimana mereka dijajah secara bertindan oleh tiga bangsa besar di zamannya tersebut : Assyria, Mesir dan Babilonia. Tetapi inilah janji Allah. bacalah kembali bab sebelumnya. Bani Israel akan dihina jika mereka tidak melaksanakan janji Allah dalam Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Pada penjajahan bangsa Babilonia inilah mereka mulai mengenal apa yang dinamakan diaspora. Diaspora adalah istilah di mana Bani Israel mulai berpecah di mana-mana tanpa memiliki tanah sendiri. Mereka hanya dianggap sebagai pendatang saja. Inilah janji Allah seperti yang disebutkan dalam Taurat dan Al Qur'an.

Nebukhanedzar membunuh raja terakhir dari kerajaan Judah Shidqiya bin Yawaqem, meruntuhkan masjid, menawan para penduduknya dan membawanya ke Babilonia.
Babilonia adalah sebuah kerajaan dengan agama pagan sebagai agama utama. Di negeri baru ini Bani Israel pun tercemar dengan ide-ide baru dari kebudayaan Babbilonia ini. Kehancuran Palestin dengan segala kepercayaan mereka, masjid dan hilangnya tabut, tempat menyimpan Taurat Nabi Musa, membuat mereka mulai mencari jati diri baru agar nilai-nilai Taurat tidak hilang di negeri orang. Mulailah mereka menyusun Taurat yang telah hilang semenjak diserang Assyria.

Pada tahun 538 sM, bangsa Parsi tampil di muka bumi ini dengah gagahnya menaklukkan kerajaan Babilonia. Dengan raja Cyrus, bangsa Parsi dari ras Aryan ini membawa nasib baru bagi Bani Israel. Tidak ada bezanya dengan bangsa Babilonia, kerajaan Parsi juga beragama pagan. Sebuah kepercayaan sangat bertentangan dengan keyakinan yang dibawa oleh Nabi Musa.

Kerana Bani Israel memiliki kepercayaan yang berbeza dan ada yang tetap bertahan pada keyakinannya ini, maka bangsa Parsi menyebut mereka sebagai bangsa Yahudi, sebuah nama yang dinisbatkan dari Yahuda. Sejak itu, bergantilah panggilan mereka dari Bani Israel menjadi Yahudi, sebuah nama untuk ras dan sekaligus agama (keyakinan).

Nama Yahudi ini khas bagi mereka di zaman tersebut kerana mengingat pada masa tersebut pada umumnya bagsa-bangsa lain memiliki keyakinan pagan (percaya pada dewa-dewa) sementara Bani Israel hanya percaya pada satu Tuhan (monoteis).
Nama Yahudi adalah sebuah nama untuk ras sekaligus agama. Dan ini satu-satunya yang ada di dunia. Sebagaimana kita ketahui agama Islam diamanatkan kepada Nabi Muhammad dari bangsa Arab, tetapi nama Arab hanya untuk penyebutan bangsa dan tidak ada agama Arab. Demikian halnya dengan agama Nasrani, Hindu dan Budhha. Tetapi Yahudi adalah unik. Ras sekaligus agama dari satu nama.

Tiada ulasan: